Ada momen mengesankan yang saya dapatkan ketika sedang mendapat tugas ke Tasikmalaya. Bukan berkaitan dengan penugasan selama disana. Saya menginap di hotel yang berjarak sekitar 100an meter dari masjid agung kota Tasikmalaya. Ketika sayup-sayup adzan shubuh berkumandang, saya bergegas keluar kamar menuju masjid. Di dalam lift saya berpapasan dengan seorang laki-laki, yang dari pakaiannya menunjukkan bahwa beliau akan ke masjid. Tidak seperti saya yang berpakaian 'seadanya', Bapak berbadan tegap ini berpakaian 'lengkap': baju koko, kopiah hitam, sarung dan tasbih di tangan. Dari pertama kali berpapasan, rasa malu sudah menyelimuti, malu karena berpakaian seadanya untuk menghadap Yang Maha Kuasa.
Orang tersebut-lah yang pertama kali menegur saya, dengan suaranya yang bersahaja. "Mau ke masjid de'?". "eh, iya pak" jawab saya agak gugup, tidak menyangka akan ditegur lebih dahulu. "Ayo sama-sama dengan saya." ajak beliau sambil kemudian menuju ke area tempat mobilnya di parkir. Dari perjalanan ke masjid yang hanya sebentar, terjadilah dialog singkat mengenai asal dan kegiatan masing-masing di Tasikmalaya.
Ternyata beliau berasal dari Mabes TNI AU yang saat ini sedang mengadakan kegiatan di lanud Tasikmalaya. "Pantas saja kemarin ketika datang, di hotel banyak orang berpakaian seragam TNI AU di depan dan dalam lobi," gumam saya dalam hati. Setelah selesai shalat dan dzikir di masjid, kami kembali pulang bersama. Saya mengira-ngira, orang ini pastilah bukan prajurit TNI biasa. Orang yang rajin jamaah shubuh ke masjid pastilah orang hebat, apalagi seorang prajurit TNI AU.
Benar saja....selain punya kegiatan di lanud, beliau juga diminta mengisi kajian dakwah di radio dan tablig akbar di masjid agung. Rasa malu kembali menghampiri...saya melirik sebuah buku tebal di dekat kursi yang saya duduki. Sama sekali saya tidak mengerti buku itu karena judulnya tertulis dalam bahasa arab!!! Dengan tutur kata yang lembut, tanpa ada sedikitpun kesan ingin menyombongkan diri, beliau menceritakan sekilas pendidikan beliau dari Akabri hingga lulus S3 di UIN.
Beliau jugalah, yang ketika hendak berpisah di lift, yang berinisiatif bertukar nomor handphone dan mengundang ke acara tablig akbar di masjid agung. Karena ada agenda kerja, dengan berat hati saya sampaikan tidak bisa memenuhi undangannya. Di akhir ketika mencatat nomor beliau, saya bertanya, "mohon maaf pak, siapa nama bapak?" "Kemalsyah" jawab beliau sebelum kita berpisah di lift.
Lalu saya tanya ke mbah google, siapa gerangan beliau sebenarnya. Dengan mengetik kata kunci 'Kemalsyah, TNI AU" keluarlah dari mesin pencari pintar tersebut informasi: Ustadz Kolonel Sus TNI AU DR. H.M. Kemalsyah, M.Ag. Dengan mudah dapat dibaca kiprah beliau di dunia militer yang diiringi dengan kontribusi nyata di dunia dakwah. Hari itu saya langsung ngetwit: "Bersama dgn seorang alim dr mabes TNI AU ke masjid agung tasikmalaya. Smg Allah karuniakan pejabat militer yg jg @PejuangSubuh seperti beliau", yang tidak lama kemudian di retweet oleh @TNIOnline. Ya, semoga saja.
No comments:
Post a Comment