Setiap manusia memiliki kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi. Contohnya, bila lapar kita makan, haus lalu minum, dsb. Bila kebutuhan jasmani tidak dipenuhi, bisa sampai menyebabkan kematian. Selain itu, setiap manusia juga memiliki gharizah (naluri). Naluri ini tidak dapat 'dibunuh'/dihilangkan, bagaimanapun manusia membuat aturannya sendiri. Meskipun bila naluri tidak dipenuhi tidak akan sampai menyebabkan kematian, tetapi dapat menyebabkan kegelisahan. Pemenuhan naluri ini haruslah sesuai dengan fitrah manusia, karena kalau tidak berbagai penyimpangan dapat saja terjadi.
Naluri yang pertama adalah gharizatun baqa (naluri yang berhubungan dengan mempertahankan diri). Pengejawantahan dari naluri ini adalah kecenderungan manusia untuk mempertahankan diri ketika sedang terancam, mempertahankan pendapat atas suatu permasalahan, atau bisa juga kecenderungan untuk berkuasa, mempunyai kedudukan/status sosial yang tinggi, ingin menjadi pusat perhatian, tidak ingin disalahkan, dsb.
Naluri yang kedua adalah gharizatun nau' (naluri yang berhubungan dengan rasa kasih sayang). Dari naluri ini manusia mempunyai kecenderungan untuk sayang terhadap anak, istri/suami, ayah/ibu, ingin saling melindungi, ingin mempunyai keturunan, suka terhadap lawan jenis dsb.
Naluri yang ketiga atau yang terakhir adalah gharizatun tadayyun (naluri yang berhubungan dengan mensucikan sesuatu). Dari naluri ini, sebagai makhluk yang lemah, manusia mempunyai kecenderungan untuk mensucikan atau bergantung terhadap sesuatu yang 'Maha'. Oleh karena itu manusia membutuhkan agama, berdoa dan beribadah kepada Tuhan, merasa lemah dihadapan Pencipta, membutuhkan pertolongan-Nya, dsb. Bahkan orang atheis yang tidak beragamapun tetap mempunyai kecenderungan mensucikan sesuatu. Sebagai contoh, mendewakan Lenin, si pencetus ajaran komunis.
Islam datang untuk mengatur cara manusia memenuhi kebutuhan jasmani dan memenuhi seluruh gharizah-nya secara paripurna. Islam mengatur makanan/minuman yang layak dikonsumsi, etika makan/minum dan bagaimana cara yang baik dalam mendapatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Islam juga mengatur cara menyalurkan gharizahnya sesuai dengan fitrah dasar manusia. Islam memberikan tuntunan etika orang berkuasa, mempertahankan kehormatan diri dan negara. Islam juga mengatur hubungan laki-laki dan wanita serta batasan auratnya serta penyaluran rasa kasih sayang dan mempertahankan keturunan melalui ikatan perkawinan. Bisa dilihat dengan mudah, bahwa tanpa aturan yang jelas manusia memenuhi gharizatun nau' nya dengan pacaran, free sex atau perkawinan sesama jenis, sehingga manusia dikategorikan lebih menjijikan dari binatang sekalipun. Di sisi lain, ada yang melarang perkawinan sehingga bisa dipastikan aturan tersebut akan menimbulkan kegelisahan pada yang menjalankan atau bisa jadi berujung pada penyimpangan.
Begitupun, Islam mengatur tentang tata cara beribadah, siapa yang layak disembah, diikuti dan tempat bergantung, yang semuanya sesuai dengan fitrah manusia. Tanpa aturan yang jelas, manusia akan menyembah sesama manusia, menyembah atau mensucikan benda atau makhluk hidup lain untuk memenuhi gharizatun tadayyun-nya.
No comments:
Post a Comment