Pages

Monday, 17 December 2012

International Culture Day di Nagasaki

Tidak seperti komsat lain yang mempunyai anggota puluhan, bahkan ratusan, komsat Nagasaki dua tahun ini hanya mempunyai 9 orang mahasiswa di Universitas Nagasaki. Bahkan ditahun sebelumnya kurang dari itu sehingga mungkin komsat ini termasuk yang kegiatan dan keberadaannya dalam beberapa tahun ini nyaris tak terdengar, antara ada dan tiada.  Tetapi apakah berarti semua diam saja? Tidak.  Diawali dengan keinginan saling menjaga silaturahmi diantara seluruh warga Indonesia yang jumlahnya tidak terlalu besar, seiiring dengan kedatangan mahasiswa baru yang beberapa tahun sebelumnya pernah aktif di PPI dan organisasi kemahasiswaan di Universitas Nagasaki, aktifitas di PPI Nagasaki coba kembali dihidupkan.

Selain mahasiswa, anak-anak muda kenshusei dan orang-orang Indonesia yang sudah lama menetap di Nagasaki perlahan-lahan coba dikumpulkan dalam pertemuan bulanan.  Bukan pekerjaan yang mudah mengumpulkan orang-orang dengan segala kesibukan dan persoalannya masing-masing.  Mahasiswa sibuk dengan penelitian dan setumpuk tugas kuliahnya, kenshusei dibatasi dengan jam kerja dan lembur yang tidak bisa ditolak, begitupun dengan yang sudah bekerja disini.  Meskipun demikian, dengan didasari niat ingin selalu berbagi kebersamaan di perantauan, setiap bulan diupayakan untuk selalu berkumpul, dari yang sekedar curhat, arisan, merasakan masakan Indonesia hingga mengali ide-ide untuk mencoba berkarya.

Pada tanggal 18 November, untuk membentuk organisasi yang semakin solid dan mantap PPI Nagasaki telah memilih ketuanya yang baru.  Belum sempat dibentuk kepengurusan, sudah ada undangan untuk berpartisipasi memeriahkan acara International Culture Day yang diselenggarakan oleh Nagasaki University Foreign Student Association (NUFSA) pada tanggal 23 November di Universitas Nagasaki.  Acara yang terdiri dari berbagai macam pertunjukan seperti musik, tarian tradisional dan modern, fashion show baju tradisional, bazar makanan, dsb, diikuti oleh mahasiswa yang menampilkan ciri khas negaranya.

PPI Nagasaki tentu tidak mau ketinggalan berkontribusi dalam acara tersebut.  Dalam acara fashion show, dengan balutan baju tradisional personel PPI bergabung dengan peserta dari negara-negara lain menyusuri catwalk.  Selanjutnya, seorang kenshusei, anak muda berbakat dengan nama panggung A Chiep Dou tampil membawakan lagu ‘Separuh Nafas’ yang dipopulerkan oleh NOAH.  Petikan gitar akustik dan suara pop-rocknya, ditunjang dengan penampilan yang tidak kalah dari vokalis band J-Rocks sanggup membius penonton yang meskipun tidak mengerti liriknya, tetap ikut melambaikan tangan sepanjang lagu. 

Apakah hanya itu? masih ada lagi. PPI Nagasaki juga mempunyai chef andalan bernama Ibu Zuriawani yang tidak hanya fasih membuat masakan Indonesia tapi juga masakan Jepang.  Hasil racikannya ditampilkan dalam Food Bazaar yang sukses dipadati pengunjung sejak stannya dibuka hingga makanannya habis terjual tidak bersisa.  Oishikatta…


Meskipun mungkin belum terlalu signifikan, partisipasi dalam kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak dan menambah semangat untuk menghidupkan kembali kegiatan di PPI Nagasaki.  Bila melihat antusias dari rekan-rekan kenshusei dan dukungan dari orang-orang Indonesia yang tinggal di Nagasaki, rasa optimis untuk berbuat hal yang lebih baik lagi di kemudian hari semoga bukanlah hal yang berlebihan. Salam ganbarimasu…

(Tulisan ini telah dimuat dalam buletin interaksi PPIJ edisi ke-18 disini)

No comments:

Post a Comment