Tidak seperti komsat lain yang mempunyai anggota puluhan, bahkan
ratusan, komsat Nagasaki dua tahun ini hanya mempunyai 9 orang mahasiswa di
Universitas Nagasaki. Bahkan ditahun
sebelumnya kurang dari itu sehingga mungkin komsat ini termasuk yang kegiatan
dan keberadaannya dalam beberapa tahun ini nyaris tak terdengar, antara ada dan
tiada. Tetapi apakah berarti semua diam
saja? Tidak. Diawali dengan keinginan saling
menjaga silaturahmi diantara seluruh warga Indonesia yang jumlahnya tidak
terlalu besar, seiiring dengan kedatangan mahasiswa baru yang beberapa tahun
sebelumnya pernah aktif di PPI dan organisasi kemahasiswaan di Universitas
Nagasaki, aktifitas di PPI Nagasaki coba kembali dihidupkan.
Selain mahasiswa, anak-anak muda kenshusei
dan orang-orang Indonesia yang sudah lama menetap di Nagasaki perlahan-lahan
coba dikumpulkan dalam pertemuan bulanan.
Bukan pekerjaan yang mudah mengumpulkan orang-orang dengan segala
kesibukan dan persoalannya masing-masing.
Mahasiswa sibuk dengan penelitian dan setumpuk tugas kuliahnya, kenshusei dibatasi dengan jam kerja dan
lembur yang tidak bisa ditolak, begitupun dengan yang sudah bekerja
disini. Meskipun demikian, dengan
didasari niat ingin selalu berbagi kebersamaan di perantauan, setiap bulan diupayakan
untuk selalu berkumpul, dari yang sekedar curhat, arisan, merasakan masakan
Indonesia hingga mengali ide-ide untuk mencoba berkarya.
Pada tanggal 18 November, untuk membentuk organisasi yang semakin
solid dan mantap PPI Nagasaki telah memilih ketuanya yang baru. Belum sempat dibentuk kepengurusan, sudah ada
undangan untuk berpartisipasi memeriahkan acara International Culture Day yang diselenggarakan oleh Nagasaki University Foreign Student
Association (NUFSA) pada tanggal 23 November di Universitas Nagasaki. Acara yang terdiri dari berbagai macam pertunjukan
seperti musik, tarian tradisional dan modern, fashion show baju tradisional, bazar makanan, dsb, diikuti oleh
mahasiswa yang menampilkan ciri khas negaranya.
PPI Nagasaki tentu tidak mau ketinggalan berkontribusi dalam acara
tersebut. Dalam acara fashion show, dengan balutan baju
tradisional personel PPI bergabung dengan peserta dari negara-negara lain
menyusuri catwalk. Selanjutnya, seorang kenshusei, anak muda berbakat dengan nama panggung A Chiep Dou tampil
membawakan lagu ‘Separuh Nafas’ yang dipopulerkan oleh NOAH. Petikan gitar akustik dan suara pop-rocknya,
ditunjang dengan penampilan yang tidak kalah dari vokalis band J-Rocks sanggup membius
penonton yang meskipun tidak mengerti liriknya, tetap ikut melambaikan tangan
sepanjang lagu.
Apakah hanya itu? masih ada lagi. PPI Nagasaki juga mempunyai chef andalan
bernama Ibu Zuriawani yang tidak hanya fasih membuat masakan Indonesia tapi
juga masakan Jepang. Hasil racikannya
ditampilkan dalam Food Bazaar yang
sukses dipadati pengunjung sejak stannya dibuka hingga makanannya habis terjual
tidak bersisa. Oishikatta…
Meskipun mungkin belum terlalu signifikan, partisipasi dalam
kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak dan menambah semangat untuk menghidupkan
kembali kegiatan di PPI Nagasaki. Bila
melihat antusias dari rekan-rekan kenshusei
dan dukungan dari orang-orang Indonesia yang tinggal di Nagasaki, rasa optimis
untuk berbuat hal yang lebih baik lagi di kemudian hari semoga bukanlah hal
yang berlebihan. Salam ganbarimasu…
(Tulisan ini telah dimuat dalam buletin interaksi PPIJ edisi ke-18 disini)
No comments:
Post a Comment