Pages

Wednesday, 4 September 2013

Belajar dari mata air

Ada hadist Nabi yang kira-kira isinya menyebutkan bahwa kaum muslimin berseri kat dalam tiga hal, padang rumput, air dan api.  Sepemahaman saya, maksud hadist tersebut adalah ketiganya merupakan kepemilikan umum yang tidak tidak bisa dimiliki oleh golongan, apalagi dikuasai pribadi.

Nah, tidak jauh dari apartemen yang saya tempati, tepatnya di Nishimachi, Nagasaki City, ada sebuah sumber mata air yang berada di tengah-tengah pemukiman penduduk yang padat.  Mata air ini bebas dinikmati oleh siapapun.  Hal yang menarik berdasarkan informasi yang saya terima dari penduduk sekitar, secara berkala Pemerintah Kota Nagasaki melakukan pemeriksaan terhadap aspek keamanan dan kesehatan untuk memastikan air tersebut memang masih layak dikonsumsi secara langsung (tidak perlu di rebus lagi).

Ketika musim panas tiba, seperti saat ini, air tersebut begitu menyegarkan bagi siapapun yang meminumnya.   Tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga, pernah saya melihat ada yang mengisi hingga berjerigen-jerigen dan diangkut dengan mobil untuk keperluan rumah makannya.

Saya mencoba merenungi kembali hadist di atas. Sulitkah menerapkannya? Padang rumput (hutan-hutan), air (sumber air), api (sumber-sumber energi, barang tambang, dll) bisakah tidak dimiliki oleh golongan, apalagi pribadi? Bisakah dikuasai Negara dan pemanfaatannya diperuntukkan bagi kemaslahatan seluruh rakyatnya? Subhanallah, di sini, di negeri yang agama saja orang-orangnya tidak peduli, ucapan mulia Baginda Nabi terimplementasi.  Bukti sederhana mudahnya penerapan aturan yang datang dari Sang Pencipta.

Dan dari mata air ini juga saya belajar, kalau tidak bisa menjadi air hujan yang membasahi dan meyejukkan hati seisi bumi, jadilah mata air yang keberadaannya dirindukan, sehingga banyak di datangi orang.  Hindari menjadi air PAM yang baru datang ketika diundang dan tidak mau keluar sebelum dibayar.  Dan jangan sekali-kali menjadi air comberan yang  isinya segala jenis penyakit dan kotoran,  Jangankan ditelan, baunya saja tidak enak *dirasakan.

*Keterangan foto. Atas: sumber mata air yang terletak di pemukiman penduduk. Bawah: anak saya sedang memperhatikan orang yang sedang mengambil air

No comments:

Post a Comment