Di status FB Jamil Azzaini tanggal 22 Mei 2015 ada artikel menarik dengan judul 'Cemburu itu Perlu'. Menurut Inspirator Sukses Mulia yang sering dipanggil dengan sebutan 'Kek Jamil' tersebut, salah satu bumbu cinta dalam rumah tangga yang harmonis adalah rasa cemburu. 'Kamu bukanlah laki-laki apabila tidak pernah cemburu dengan istrimu'.
Ada tiga hal yang bisa menimbulkan rasa cemburu bagi suami dan perlu dihindari wanita. Pertama, bila sang istri berjanji bertemu dengan laki-laki dewasa lain tanpa izin atau memberitahu suami. Tidak peduli apakah pertemuan itu di luar rumah atau di rumah sendiri, seorang istri perlu membiasakan diri untuk meminta izin suami bila hendak bertemu laki-laki dewasa lain.
Kedua, bila sang istri menceritakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki lelaki lain, baik dalam hal karir, bisnis, fisik, kepandaian, dsb. Membandingkan suami dengan lelaki lain hanya akan membuat timbul rasa cemburu suami. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga lebih baik fokus pada kelebihan suami tanpa perlu membandingkan dengan yang lain sehingga suami tidak merasa lemah atau kecil di mata istri sementara lelaki lain terlihat lebih hebat.
Ketiga, sang istri sibuk melayani atau bercengkrama dengan orang lain sehingga mengabaikan suami dan anak-anaknya. Biasanya terjadi saat pertemuan keluarga, acara pernikahan, reuni atau pertemuan besar lainya yang melibatkan pertemuan dengan teman-teman lamanya, apalagi bila kesibukan bercengkramanya adalah dengan lelaki lain sampai melupakan suami dan anaknya.
Itu adalah tiga hal yang bisa menimbulkan rasa cemburu suami kepada istri yang dituliskan oleh Kek Jamil, yang semuanya gue banget', dengan beberapa tambahan berikut. Termasuk yang dalam kategori ketiga versi saya adalah bila istri terlalu sibuk bekerja hingga waktu dan perhatiannya berkurang untuk suami dan anaknya. Seberapa pun sibuk bekerja, tidak ada alasan untuk tidak telp anak-anak di rumah meskipun hanya sekedar menanyakan apakah mereka sudah shalat, makan, tidur siang, dsb.
Termasuk dalam kategori yang kedua, menurut pengamatan saya, meskipun tidak selalu, terkadang ada juga suami yang cemburu ketika istrinya mempunyai karir yang lebih baik, tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau gaji yang lebih besar. Kondisi ini sering menimbulkan suasana yang kurang enak terlebih ketika istri menceritakan kesibukan pekerjaannya yang suami tidak punya pengetahuan dan pengalaman disana. Suami akan merasa lebih kecil dan lemah merupakan bibit munculnya kecemburuan.
Tambahan lain veris saya untuk kategori pertama adalah yang berkenaan dengan ijin suami. Tidak hanya untuk keperluan bertemu dengan lelaki dewasa lain, bahkan untuk berbagai keperluan lain pun seorang istri perlu terbiasa meminta ijin suami. Sebagai contoh, seorang istri yang bekerja kemudian mendapat tugas dinas luar kota, sebelum menyatakan kesediaan kepada atasannya, jauh lebih baik meminta ijin dari suaminya. Bukan dibalik, setelah mendapat tugas, baru memberitahu suami.
Perasaan cemburu suami tidak perlu dimuntahkan dalam bentuk kemarahan, kata-kata yang menyakitkan apalagi tindakan fisik. Percayalah, penyesalah yang akan timbul, seperti penggalan lagunya Sheila on 7 ini:
Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terkikis
Terluka perasaan oleh semua ucapanku
Maafkanlah semua sifat kasarku
Bukan maksud untuk melukaimu
Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu
Bila kau tak disampingku
Seorang istri adalah bidadari bagi suaminya dan panutan bagi anak-anaknya di rumah. Tugas yang sangat berat, tetapi sangat mulia. Mulai dari mengerjakan hal-hal besar dan berat, hingga menjaga perasaaan cemburu suaminya. Suami yang mulai muncul rasa cemburunya tidak perlu mengumbar emosinya dengan sifat kasar atau perkataan menyakitkan yang dapat melukai perasaan. Apalagi, jangan-jangan istri juga mempunyai parameter rasa cemburu yang lebih banyak dari suami dan suami cenderung cuek dengan perasaan istri.
No comments:
Post a Comment