Pages

Thursday, 28 October 2010

Sebulan


Kalau saja Ayu Chacha dan De’fiya sudah bisa ‘protes’, mungkin yang akan sering mereka keluhkan adalah, kemana Ummi? kenapa Ummi tidak pulang-pulang? kenapa Abi biarin Ummi pergi sendirian? dan kenapa-kenapa yang lain.  Pernah pada suatu.hari menjelang malam, ketika Abi baru pulang kerja, hujan turun sangat deras.  Ayu Chacha, dengan polosnya berkata, ‘Abi, telp Ummi ya, bilangin disini hujan gede Ummi jangan pulang dulu nanti kehujanan’. Atau De’fiya yang pernah tidak mau diajak main dan tidak mau makan sampai suhu badannya tinggi.  Ketika diberikan foto Ummi, langsung saja dipegang sambil dicium, ‘emah, emah, emah’.  Entah karena sering melihat Abi dan Ayu Chacha ngobrol di telepon, De’fiya sekarang juga senengnya angkat gagang telepon terus didekatkan ke telinga, dengan gaya dan mimik muka serius.  Persis kalau orang lagi terima telp.  Mereka memang tidak pernah ‘protes’ karena Ummi dan Abi selalu mengajarkan untuk saling mendoakan ketika berdekatan maupun ketika berjauhan. Jadikanlah mereka anak shalehah Ya Rahman.
Banyak perubahan yang telah terjadi sejak Ummi pergi ke Jepang.  Maklum, selama ini mereka tidak pernah ditinggal Ummi lama.  Ummi hanya pernah tugas luar maksimal selama dua minggu untuk training.  Selain itu mereka tidak pernah kehilangan Umminya.  Mungkin kalau ditinggal Abi, mereka sudah maklum karena memang sering sekali ditinggal.  Tapi ditinggal Umminya merupakan sesuatu yang mungkin tidak pernah mereka bayangkan.
Hari ini Ayu Chacha tepat berusia empat tahun dan juga tepat sebulan sejak Ummi berangkat sekolah ke Jepang..  Abi sudah sejak seminggu yang lalu tugas ke Bali.  Kalau saja Ayu Chacha menyadarr bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya sementara tidak ada Ummi dan Abi disampingnya, apa ya yang akan dilakukannya? Apa yang akan dikatakannya ke Ummi, Abi, De’fiya, Aju, dll? Apa dia akan mengeluh atau ‘protes’ lagi karena orang-orang terdekatnya saat ini tidak ada disampingnya?  Semoga saja tidak.  Abi dan Ummi mengajarkan untuk tidak mengistimewakan hari ulang tahun dengan cara bersenang-senang.  Bertambahnya hari, bulan, bahkan tahun menunjukkan bahwa umur kita semakin berkurang. Artinya, kita akan semikin dekat dengan kematian. Bertambahnya usia harus dijadikan sarana muhasabah apakah kita sudah mempunyai cukup bekal untuk menghadap Yang Maha Kuasa.  Bukan ditunjukkan dengan cara bersenang-senang.  Suatu saat Ayu Chacha akan memahami hal ini.
Tetapi bagaimanapun, ketiadaan Ummi dan Abi pada hari ini  pasti menyisakan kesedihan buat Ayu Chacha dan De’fiya.  Kalau mereka diminta memilih, mereka tidak membutuhkan ucapan selamat, kado dan ciuman dari siapapun.  Mereka hanya ingin Ummi dan Abi ada disampingnya. Maafin Abi ya Ayu Chacha.  Maafin Abi ya De’fiya karena udah ijinin Ummi berangkat sekolah ke Jepang.  Abi berusaha dan berdoa agar kita bisa segera menyusul Ummi ke sana, bagaimanapun kondisinya.
Ya Allah, ampunilah seluruh dosa-dosa kami, mudahkanlah seluruh urusan kami sehingga kami dapat cepat berkumpul kembali. Lindungilah Ayu Chacha, De’fiya, Ummi dan Abi.  Hanya kepada Engkau lah kami serahkan seluruh urusan kami karena kami yakin Engkau selalu memberikan yang terbaik sebagaimana yang telah Engkau berikan lepada kami selama ini.  Berikan kekuatan kepada kami untuk menjalani ini semua.  Tetapkanlah hati kami agar kami selalu condong kepada kebaikan sehingga kami dapat selalu tetap berada di jalan-Mu, dimanapun kami berada.  Bila diantara kami saling berjauhan, dekatkanlah hati dan perasaan kami sehingga kami bisa saling menguatkan.  Bila kami saling berdekatan, tumbuhkanlah selalu rasa kasih sayang karena Engkau, sehingga kami tidak pernah keluar dari koridor syariah Mu ya Allah.


Sunday, 10 October 2010

Keitai


Duh susah banget deh punya handphone di Jepang...ribet peraturannya...
Sebenernya dua hari setelah kedatangan ummi di Jepang, dah mo apply ke S***B**K...karena semua mahasiswa Indonesia di Jepang pake S***B**K, katanya gratis telepon sesama S***B**K  diseluruh Jepang dari jam 1 pagi sampe jam 9.

Seperti Indonesia, di Jepang juga ada dua tipe handphone yaitu prepaid dan postpaid. Tapi katanya prepaid di Jepang tuh mahal banget.  Oleh karena itu ummi pilih yang postpaid.

Beberapa perbedaan beli Hp di Jepang sama di Indonesia :
  1.  Kalo mo beli nomor harus dengan handphonenya.  (jadi pilihannya terbatas, yang disediakan oleh operator tersebut) 
  2. Kalo beli HP, chargernya dijual terpisah...kalo di Indonesia kan langsung tuh sama chargernya, gimana mau nyala kalo gak dikasih charger he... (jadi harga HP belum termasuk harga charger)
  3. Nomor disana mah gak ada artinya, karena harus beli sama keitainya... (eh di Indonesia juga nomor sekrang gak ada artinya yah...kecuali untuk nomor “cantik” , “bagus”, “hoki”, dsb...).  And kita bisa nulis sendiri 4 digit terakhir nomor pilihan kita (makanya ummi bikin 4 digit terakhir nomor Jepang sama dengan 4 digit terakhir nomor HP Indonesia, he...) Ini sama kaya’nya dengan yang ditawarkan salah satu operator Indonesia E**A.
  4. Prosedurnya ribet banget, karena untuk orang asing...soalnya takut kabur tuh...he...

Beberapa tahapan yang harus dilalui (pengalaman sendiri nih, mungkin beda setiap individu yah) :

  1.  Setiap menawarkan kepada orang asing mereka akan menanyakan apa status visa tersebut dan berapa lama, karena keitai yang mereka tawarkan juga berbeda.
  2. Biasanya untuk ummi yang dua tahun yang termurah adalah 17rban yen, kalo yang mahal juga ada sih...
  3. Syaratnya adalah Alien Card (alias KTP atau surat keterangan tempat tinggal).
  4. Namun ternyata mereka juga punya keitai yang harganya lebih murah dengan syarat student ID Card, Dan National Health Insurance Card. Dan minimal harus kontrak selama 2 tahun kalo dilanggar harus bayar 10000 yen..
  5. Ummi akhirnya pilih keitai yang murah itu, harganya 3150 yen...
  6. Setelah tahapan itu beres dia nanyain tentang nomor pilihan ummi, seperti yang sudah dijelasin ummi akhirnya pilih nomor yang gampang.he...
  7. Baru ummi disuruh milih pogramnya..karena ini adalah postpaid, maka pasti ada abonemennya khan...nah abonemennya macam-macam, tang paling murah sih W**TE P**N, yaitu 980 yen.. Nah untuk family juga ada, jadi nanti kalo abi dah kesini mungkin ummi pilih yang itu, soalnya sesama family gratis.he...
  8. Setelah tanda tangan sana sini dan beberapa konformasi akhirnya selesai sudah transaksi, ummi hanya disuruh bayar untuk chargenya dulu, sedangkan keitainya nanti dibarengin dengan penggunaan per bulan.
  9. Dan untuk proses tersebut memakan waktu 1,5 jam duh cape banget deh...
Khusus untuk kasus ummi, ummi tuh ikut promosi.  Yaitu kalo ummi selain ikut W**TE P**N, ummi juga ikut mail yang basic sebesar 315 yen jadi total bayar perbulan sebelum penggunaan adalah 1303 yen he..., nah karena punya discount ticket ummi dapet potongan gak perlu bayar yang 980 yen selama 5 ulan tapi setelah bulan ketiga. Jadi bulan pertama dan kedua tetap bayar 1303 yen itu baru bulan ke-3, 4, 5, 6 dan 7 Cuma perlu 315 yen.  Menggiurkan yah...

Tapi ternyata, selain biaya itu ada juga biaya “instalment”sebesar 2835 yen. Dan itu harus dibayarkan dibulan pertama.  Jadi kata SPGnya di bulan pertama ummi harus bayar 2835 dan 431 yen, terus dibulan kedua bayar 1303, dan untuk keitainya dibayar bulan ketiga yaitu 3150 yen + 315 yen. Dan bulanbulan berikutnya sampe bulan ke-7 315 yen saja.  (semua belum termasuk biaya pemakaian yah...)
 
He... jadi ribet kan... 

Dan pesen dia lagi.ummi jangan sampe kepencet button yang ada tulisan Y!, karena itu untuk akses internet.  Bahkan mba endang bilang, nanti pas anakmu dateng juga harus hati-hati yah...karena waktu pertama kali anak-anak mba endang datang, tagihan keitai mba endang 63000 yen jadi sekitar 6 jutaan...he... mungkin karena mereka gak sengaja ke pencet button Y! Tersebut.  He...

Dah yah nulis pengalaman beli keitainya...
Mudah-mudahan tidak ada hambatan, karena menggunakannya juga masih degdegan...he...

Ummi

Cinta...(2)

Benarkah Cinta itu buta? Kisah mantan Perdana Menteri Yunani yang sudah menikahi istrinya selama 43 tahun, kemudian menceraikannya demi dapat menikahi seorang mantan pramugari pesawat kepresidenan berusia 33 tahun; atau ada pemuda gagah yang menikahi nenek-nenek renta berusia 80 tahun demi mendapatkan sesuatu, mungkin bisa mewakili pernyataan bahwa benar love is blind. Atau ada seorang kakak yang saking cintanya kepada adik kandungnya, malah bermaksud menikahinya!

Tapi, bagaimana dengan cintanya seorang Ibu yang bersedia mempertaruhkan jiwanya demi kelahiran anak yang dikandungnya? Bagaimana dengan para sahabat Rasul SAW yang rela menjadi tameng hidup Rasullullah ketika perang Uhud, hingga banyak diantara mereka yang syahid? Atau apa kesimpulan kita ketika mendengar cerita bahwa Nabi Ibrahim tega menyembelih putranya, yang telah dinantikan kelahirannya selama bertahun-tahun? Apakah ini sama dengan cintanya mantan Perdana Menteri Yunani atau pemuda gagah di atas? Atau sama dengan cintanya seorang remaja kepada lawan jenisnya, dalam wujud pacaran, yang belum diikat tali perkawinan?

Sebelum menjawabnya, marilah kita lihat apa sebenarnya arti kata Cinta. Berdasarkan KBBI dan realitas yang ada, Cinta merupakan kecenderungan dan rasa, baik rasa suka, sayang, terpikat, ingin, ridu, pengharapan, sedih, dan ingat, dari pecinta kepada yang dicintai. Cinta memang tidak dapat dilihat, hanya tanda-tanda dan penampakannyalah yang dapat disaksikan.

Lalu bagaimana Cinta yang benar? Secara umum, Cinta yang benar adalah cinta yang diberikan oleh yang mencintai kepada yang dibenarkan untuk dicintai dengan cara yang juga benar, baik internal dalam jiwanya maupun penampakkannya. Salah satu saja ada komponen yang tidak benar, maka cinta pun menjadi tidak benar. Kemudian muncul lagi pertanyaan, bagaimana kemudian tolak ukur cinta yang benar?

Bila melihat beberapa kasus di atas, setiap pelakunya (pecinta) pasti akan merasa melakukan sesuatu yang benar. Kita harus hati-hati. Sering seseorang terjebak pada khayalannya sendiri. Ia mencintai sesuatu, berjuang untuknya tetapi sebenarnya apa yang ia cintai itu adalah suatu keburukan yang dianggapnya kebenaran. Mengapa demikian? Karena manusia sering menggunakan logikanya atau bahkan nafsunya masing-masing.

Sekarang marilah kita renungi Firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah:216 ini:
“Diwajibkan atas kalian berperang sedangkan berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci. Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal itu amat baik bagi kalian; boleh jadi pula kalian menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui”.

Jelaslah sudah bagi kita, logika manusia sama sekali tidak dapat dijadikan tolak ukur kebenaran. Baik itu logika yang dibangun secara individual, maupun dengan suara mayoritas. Contohnya, bila misalnya suara mayoritas menyetujui pergaulan bebas lalu dilaksanakan dan dibiarkan oleh negara, hukum pergaulan bebas tetaplah haram meskipun itu dilakukan oleh mayoritas orang disuatu negara karena Allah SWT sudah tegas mengharamkannya. Oleh karena itu, tolak ukur kebenaran bukanlah logika, hawa nafsu, baik individu maupun kolektif berdasarkan suara mayoritas. Tolak ukur kebenaran adalah hukum syariat. Karenanya segala bentuk cinta yang dibenarkan oleh syariat adalah benar dan sebaliknya, semua cinta yang dilarang oleh syariat adalah cinta yang terlarang.

Sebagai seorang manusia, selain mempunyai kebutuhan fisik (makan, minum, bernafas, dsb), kita juga mempunyai naluri (gharizah) yang salah satunya adanya keinginan untuk mencintai. Mencintai orangtua, istri/suami, anak, keluarga, bukan hanya boleh tetapi diperintahkan, sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa: 36
“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya kalian. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri."

Kita juga boleh mencintai harta, kendaraan, perniagaan, rumah tinggal dan kesenangan hidup, sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran: 14
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak, dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”

Tetapi harus diingat bahwa kecintaan kepada hal-hal diatas ada syaratnya yaitu harus berlandaskan cinta kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah SWT, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah: 9
Katakanlah, ’Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kailan kuatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya’. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."

Jelaslah bahwa kecintaan kepada Allah SWT hukumnya wajib, tanpa syarat dan diatas segala-galanya. Pernyataan tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya menunjukkan hal tersebut. Demikian pula, segala hal yang diharamkan oleh Allah untuk dicintai, maka mencintainya adalah haram.

Cinta kepada suami/istri dengan sekedar memenuhi kebutuhan materialnya saja hanyalah merupakan cinta semu. Cinta hakiki akan terjadi bila kecintaan itu dilandasi pada hukum Allah dan ditujukan untuk sama-sama mendapatkan keridhaan-Nya serta masuk surga bersama-sama, istri dijadikan ladang ketaatan suami terhadap Allah SWT, begitu pula sebaliknya. Cinta yang diberikan kepada anak, apabila hanya sebatas disekolahkan, dikursuskan, dan berhasil mencapai gelar sarjana hanyalah cinta semu. Cinta ini akan berubah menjadi cinta sejati apabila pendidikan anak diarahkan hingga ia menjadi anak shalih yang taat kepada Allah SWT, mencintai-Nya, peduli kepada umatnya serta menjadi bagian dari barisan orang-orang yang senantiasa membela dan menyebarkan kebenaran Islam. Anak seperti ini akan menjadi hiasan, bukan malapetaka/fitnah.

Cinta kepada orangtua kita tunjukkan dengan selalu menyenangkan hati mereka, membantu keperluan mereka, senantiasa mendengarkan nasihat mereka dan menuruti peintah mereka. Cinta kepada anak dan istri akan kita tunjukkan dengan berupaya secara tulus melayani mereka, memnuhi kebutuhan mereka, mengarahkan mereka dan berupaya menunaikan apa yang mereka minta.

Namun, cinta kepada Allah tidak dapat disamakan cinta kepada makhluk-Nya. Cinta kepada Allah tidak ditampakkan dengan melayani-Nya, membalas segala pemberian-Nya, atau membantu-Nya, karena Allah Mahasuci dari yang demikian. Allah tidak memerlukan balasan ataupun pelayanan. Wujud kecintaan kita kepada Allah adalah menuruti tuntutan-Nya, mengikuti perintah-Nya dan menunaikan seruan-Nya. Ini berarti juga menaati Rasulullah SAW. Hakikat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya adalah taat kepada keduanya. Hal ini digambarkan dalam surat Ali Imran: 31
”Katakanlah, ’Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutlah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. ”Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. Katakanlah, ’Taatilah Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.

Dengan demikian kita bisa melihat bagaimana penampakan cinta yang ditunjukkan oleh Mantan Perdana Menteri Yunani pada kisah di awal tulisan ini, atau seorang kakak yang ingin menikahi adiknya, atau seorang remaja yang melakukan aktivitas pacaran untuk menunjukkan kecintaan kepada lawan jenisnya; sebagai wujud kecintaan yang palsu. Sebaliknya kecintaan para sahabat untuk menjaga Rasul, atau kecintaan Nabi Ibrahim untuk mengutamakan perintah Allah sehingga rela mengorbankan buah hati tercintanya, atau seorang Ibu yang ikhlas karena Allah mempertaruhkan jiwanya karena berharap kelahiran anaknya untuk kemudian mendidiknya menjadi anak shaleh/shalehah; merupakan cinta hakiki karena dilandasi oleh cinta kepada Allah SWT.

Bila menganalisa status facebook sebagaimana tulisan di awal, maka hidup yang senantiasa dipenuhi dengan cinta palsu akan menghasilkan kebahagiaan yang semu dan akan membuat kita takut akan kematian dan kesunyian. Tetapi bila hidup dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah, Rasul dan dari berjihad dijalan-Nya, kebahagiaan pasti akan kita dapatkan dan tidak ada rasa takut akan kematian dan kesunyian.
Wallahu alam bi ash shawab.

Sunday, 3 October 2010

SAKAMOTO KAIKAN

Sakamoto kaikan adalah tempat ummi tinggal sekarang.

Kaikan tempat ummi tinggal terdiri dari 5 lantai, tapi hanya empat lantai yang diisi. Dari keempat lantai tersebut hanya lantai 2 terdiri dari 15 kamar, lantai 3 terdiri dari 17 kamar dan lantai 4 hanya 7 kamar, dimana sisa kamar yang lain dan lantai 5 tidak boleh dimasuki oleh penghuni kaikan. Lantai 1 ummi tidak tahu berapa kamar, mungkin lantai satu adalah kamar untuk yang bawa family.  Pintu keluar lantai 2 sampai lantai 5 terpisah dari lantai 1.  Oh iya kamar ummi di lantai dua, kamar 215.

Wah perjalanan ke kaikan dari jalan raya, tidak hanya jauh tapi juga bikin cape.  soalnya jalanannya sangat menanjak sekali... Foto ini umi ambil setelah ummi hampir sampai ke kaikan, tapi kalo mau ke kaikan masih harus menanjak lagi.  Cape juga khan...he...
Ummi belum sempet menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk jalan kakinya saja, belum naik denshanya.


Nah kalo foto yang ini adalah foto kaikan tampak depan, pintunya kan ada dua yang sebelah kiri, untuk ke lantai 1, sedangkan yang satu lagi untuk ke lantai 2, 3, 4 dan 5.







Ummi bikin video tentang suasana di kamar ummi dan dapur...he....
liat aja yah... gimana nyaman gak...


Kalo yang ini video di kamar ummi, berantakan yah...




Kalo yang ini di dapur, baru aja ummi ambil




Jadi itu deh kaikan ummi...
Nanti apato kita kaya gimana yah...
Doain aja semoga dapet apato yang nyaman juga....

Her Name is Yuki

Namanya Yuki...
Ummi memanggilnya Yuki-san...
Yuki-san membantu ummi selama seminggu penyesuaian dengan Nagasaki...
Pada hari kedatangan, dia yang menjemput dan menemani ummi.  Ummi diantar ke lab berkenalan dengan teman-teman satu lab... banyak orang Jepangnya cuma ada dua mahasiswa asing, yaitu Almousa-san dari Jordan dan Oraby-san dari Mesir.
Semua orang sangat antusias ketemu ummi, ada Mihon san, Mana-san, Miki-san Chi-san, dan banyak lagi... (soalnya agak susah mengucapkannya nama Jepang, mirip satu sama lain)

Dari Almousa-san dan Oraby-san, ummi tahu mereka muslim dan ada "perkumpulan mahasiswa muslim" di Nagasaki, mereka juga kenal dengan Mba Endang sekeluarga, malah apatonya Almousa-san dekat dengan apatonya Mba Endang.  Mereka berdua juga banyak membantu ummi loh nanti ummi cerita yah.

Yuki-san membantu semua keperluan ummi selama di Jepang, prosedur apa saja yang harus dijalani.  Yuki-san dengan setianya mengantar ummi ke  International Exhange Plaza, disinilah diterangkan beberapa prosedur yang harus diikuti oleh mahasiswa asing di Jepang.

Di International Exchange Plaza, ummi bertemu dengan Akashi-san (wah jadi inget belum kasih souvenir (besok ah bawanya) yang menerangkan satu persatu dengan detail tentang prosedur administrasi di Jepang.  Dia pinter bahasa Inggris loh jad ummi gak kesulitan menerima penjelasannya.  Kalau Yuki-san memang masih agak terbata-bata jadi kadang suka salah menafsirkan...yah itu jadi pemacu ummi untuk bisa bahasa Jepang.

Keterangan yang diberikan oleh Akashi-san adalah seperti ini :

1.    Ummi diminta memberikan boarding pas dan tiket serta pasport.  Pasportnya difotokopi untuk keperluan administrasi, terus dia menjelaskan bahwa beasiswa ummi akan dibayarkan tanggal 29 Oktober dengan syarat ummi mendatangani dokumen sebelum tanggal 10 oktober.  dan ini berlaku setiap bulannya, yang waktunya juga telah ditentukan... jadi jangan sampai miss.   kalo sampai miss maka beasiswa akan dibayarkan terlambat satu bulan.  dan kalo gak tanda tangan maka tidak akan dibayarkan... wah... ribet juga yah...
     Tapi kata Akashi-san ini gunanya agar mahasiswa asing khususnya penerima monbukagakusho di Nagasaki, itu gak hilang jejaknya... he...
       Dia juga menerangkan bahwa ummi bisa ikut Japanese course, dengan test penempatan tanggal 1 or tanggal 4 Oct, waktu lesnya juga bisa milih, tapi tergantung kelasnya juga dan kesediaan waktu ummi... so ummi harus lihat jadwal kuliah dan bilang sensei dulu...
2.    Ummi diminta untuk pergi ke city hall untuk melaporkan kedatangan ummi ke Jepang, alias bikin KTP Nagasaki, mereka menyebutnya alien card, mmm serem yah... kaya alien dari luar angkasa aja. Ini berlaku untuk orang yang tinggal di Jepang lebih dari 90 hari
3.    Mengurus National Health Insurance (di City Hall), sama seperti alien card ini diwajibkan bagi setiap orang yang tinggal di Jepang lebih dari 90 hari.  Ini gunanya kalau kita sakit, maka pemerintah akan membayar biaya hospital sampai 70 % kita cukup bayar 30 % aja. Tapi ada notenya, meskipun ummi datang tagl 27 Sep, tetap saja harus bayar premi yang bulan September, jadi kalau ummi gak mau bayar, dia menyarankan untuk daftar health insurancenya setelah bulan oktober aja.
4.   Mengurus National Pension juga di City Hall. 
5.   Buka account bank dan mobile phone
      Untuk buka account bank dan daftar mobile phone harus punya alien card, namun kita bisa minta alien certificate dulu kalo mau ngurus itu, tapi harus bayar 300 yen (jadi kaya KTP sementara gitu loh...)

Akashi-san bilang gak usah khawatir tentang prosedur ini, karena Yuki-san akan menemani ini, karena biasanya ditempat itu semua orang pakai bahasa Jepang (wah ummi jadi deg-degan nih, bisa- bisa miscommunication nih)... 

CINTA...(1)

Tidak salah bila dikatakan bahwa usia anak-anak di bawah lima tahun disebut sebagai usia emas (golden age). Mudah sekali bagi mereka menerima informasi, menyerapnya dan mengikutinya baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Hafshah, anak kami yang pertama, adalah contohnya. Tiba-tiba saja Ayu Chacha, panggilan akrabnya, diusianya yang baru menginjak 4 tahun menyanyikan syair lagu berikut: “Tak bisa, jari-jariku, terima dua cincin, dari hatimu, dari cintamu”.

Padahal bapaknya saja, yang katanya dulu suka main, dengerini dan ngikutin perkembangan musik, sampai sekarang tidak tahu itu lagunya siapa. Tapi bisa diduga kuat lagu itu artis tertentu yang didengarnya dari televisi karena dulu pengasuhnya memang sangat senang menonton acara Dahsyat, Inbox, dll, serta mengoleksi lagu-lagu baru di handphone-nya. Pengaruh tontonan televisi memang tidak main-main. Meskipun Ayu Chacha tidak mengerti makna syair lagu tersebut, tapi setelah itu dia langsung minta dibelikan cincin dua buah untuk dipakai di kedua jarinya. Wah, isyarat agar orangtuanya harus lebih perhatian lagi nih terhadap hal ini.

Pada suatu saat, seorang teman menuliskan statusnya yang cukup menarik di facebook sebagai berikut: Apa yg kita pikirkan & rasakan adalah apa yg kita dapatkan & aktualkan. Maka, ketika hidup penuh dgn cinta & bahagia maka yang kita dapatkan & aktualkan adalah cinta & kebahagiaan. Apabila yang kita pikirkan & rasakan adalah kematian & kesunyian mk yang kita dapatkan adalah kematian & kesunyian. Mk lebih baik pikirkan saja yg positif guna mendapat&aktualkan yg positif dlm hdp...

Berbeda dengan Ayu Chacha, yang menulis status pasti mengerti apa yang ditulisnya. Lalu timbul pertanyaan sebenarnya apa sih Cinta itu? Status di facebook menimbulkan pertanyaan lanjutan, Cinta kepada siapa dan bagaimana cara mengaktualkan Cinta tersebut?

Pertanyaan ini menarik untuk dijawab agar setidaknya jangan sampai nanti sebagai kami sebagai orang tua salah memberi pengertian ke anak-anak karena saat ini hampir semua nyanyian didominasi oleh Cinta. Para pencipta lagu ternama mengatakan bahwa Cinta merupakan tema yang sering menimbulkan berbagai inspirasi syair lagu.

Buku Inspiring Love karangan Muhammad Rahmat Kurnia memberikan jawaban tuntas mengenai makna Cinta dan bagaimana mengaktualisasikannya.  ikuti ceritanya di bagian berikutn ya disini.