Pages

Friday, 31 December 2010

First Snow in Nagasaki

"Yuki" adalah snow in Japanese
Minggu terakhir di bulan Desember ini sangat dingin bagi ummi.
brrrrr... bisa sampe 1 derajat di malam hari...
dan bukan winter namanya kalo gak turun salju...
sebenernya ummi gak ngebayangin kalo bener-bener liat salju tebal di Nagasaki, karena yang ummi baca, Nagasaki termasuk yang jarang turun salju.

Tanggal 25 Desember adalah hari pertama turun salju di Nagsaki.. meskipun hanya kecil..
tapi wah dingin juga....
Apalagi hari itu diminta oleh Wada Sensei untuk menemani Prof. Horia dari Egypt sight seeing around Nagasaki.

11.30....ditengah guyuran salju kecil.
Kami, Wada Sensei, Mihon San dan Ummi keluar gedung.... ini pertama kalinya ummi pake sarung tangan (biasanya kalo naik sepeda ajah...)

karena sudah waktunya makan siang, Wada Sensei mentraktir ummi di restoran Udon di dekat kampus... (Jarang-jarang loh Sensei traktir...)....dan setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju guest house untuk menjemput Prof. Horia.. firstly, kami membeli dulu ticket one day using densha... so we can go anywere using densha for 500 yen. murah juga khan....nanti ummi mo ajak abi dan anak-anak sholehah untuk jalan-jalan pake densha dengan beli ticket ini....he...

Setelah itu kita jalan-jalan ke Suwa Shrine, the biggest Shrine in Nagasaki...
When the kunchi festival held on 7 -9 Oktober every year, it starts from this shrine.
It was still snowing.......and Prof. Horia didn't wear jacket at all only a blazer.
She said even though in Egypt there are no snow, but she had been to Ukraina for her doctoral degree and it was colder than here...

So, after that we were going to Nagasaki Cultural Museum (that I already been there on Nov, 6th) and we continued the sight seeing in Dejima...

It was rebuilt place of the former Dejima, an isolation island for European during 1700. The only place for connecting with European civilization in Kyushu Island.  The other place like Dejima in Japan were in Yokohama, during that decades.
 It is interesting place... but we were too tired for walking around there...he...

Hari sudah malam, akhirnya kami makan malam di sebuah retoran jepang di daerah hamanomachi.
Wada Sensei ingin memperkenalkan masakan jepang kepada Prof. Horia.
Restorannya punya daftar menu untuk winter.. jadi makanan keluarnya satu-satu...
wah sayang ummi lupa membawa dafta menunya..
ada sekitar 12 menu yang keluar hari itu...

yang pertama soup, terus kacang manis, ebi dengan egg octopus dan radish, sashimi, dari sekitar 4 jenis ikan yang berbeda (salah satunya tuna) with fresh wasabi. the waiter grinded it in front of us! fried shrimp with cheese, grilled fish, another soup, vegetable soup, rice and soup again, sour and saltedvegetable , and the last is melon... kayanya dah semua...tapi penuh banget perut...

dah sampe pulang pun tetap di guyur salju...
Ummi gak bawa kamera hari itu, mungkin terlalu tegang mempersiapkan midterm presentation.
nanti kalo dapet email dari prof. Horia, ummi mo minta foto barengnya ah...


Dan hari ini ,31 Desember 2010. Ummi liat salju dah menutupi tanah,White Nagasaki on the end of 2010.He...
Tadinya ummi mo ke kampus hari ini.tapi males banget, ngeliat hujan salju makin lama makin deres..
jadi...di kaikan ajah deh...
ngeliat salju turun...
wah seandainya abi dan anak-anak di sini..
he...jadi melow deh...


sekitar jam 13.00 ummi keluar untuk ambil foto.ngerasain pertama kali jalan di atas salju.
sekalian nyoba gimana rasanya nginjek salju pake sepatu kets...
ternyata gpp tuh...
ummi di luar sekitar 1 jam...
nyoba juga main-main salju...
bikin bola salju...
main timpuk-timpukan salju....
he...







nanti kita main saljunya tahun depan ajah yah...gpp yah...
Sebenernya gpp jalan-jalan saat ada salju, dinginnya juga gak seberapa (maksudnya sama dengan hari-hari lainnya)
cuma pas ada angin...duh dingin banget deh...

ummi jadi teringat.nanti dua minggu lagi, ummi mo beliin jacket ayu, dede dan abi untuk persiapan pas kesini ah... soalnya insya Allah bulan maret masih cukup dingin loh...

Itu sedikit pengalaman ummi ngerasaan salju pertama kali.he...
Lain kali di sambung lagi yah...

Ummi

Friday, 17 December 2010

Nasib TKI/TKW di Negeri Orang

Ada pengalaman unik ketika pulang dari Uganda tanggal 3 Desember 2010 sehabis menghadiri sidang tentang higieni pangan.  Pesawat dari Uganda berangkat sekitar pukul 16.20 waktu setempat (lebih dulu empat jam dari WIB).  Dari bandara Entebbe di uganda, pesawat transit di Addis Ababa, Eithopia sekitar setengah jam, kemudian langsung ke Dubai.  Sampai di Dubai sekitar pukul 02.00 dinihari.  Masih ada waktu dua jam untuk shalat dan tentu saja jalan-jalan sekalian belanja buat anak-anak shalehah.  Ada pesen dari ibunya anak-anak pesen supaya dibeliin boneka unta buat ayu dan dede.  Lumayan mahal juga.  Harga boneka yang besar 35 real Dubai, yang agak kecil 30 real.  Karena masih ada sisa uang, dibelilah satu lagi yang lebih kecil buat keponakan, dede mira.

Setelah belanja, langsung menuju ruang tunggu sambil menunggu boarding. Ada banyak rombongan haji asal Indonesia yang sudah berkumpul, hendak pulang juga ke tanah air.  Hmmmmm, seketika jadi rindu menjadi tamu Allah ke tanah suci. Semoga semuanya menjadi haji yang mabrur dan saya sekeluarga bisa cepat nyusul ke Mekkah. Aamiin.

Setelah di dalam pesawat yang membawa terbang dari Dubai ke Jakarta, saya duduk di kursi tengah diapit oleh dua ibu-ibu.  Ini dia uniknya.  Setelah setengah jalan perjalanan, baru tahu kalau ibu yang di sebelah kanan, yang duduk dekat jendela adalah istri dari Bapak Duta Besar RI untuk salah satu negara di  Timur Tengah yang sehari-hari banyak berkutat dengan masalah TKW, sebelah kiri adalah seorang TKW asal Jawa Tengah.  Jadilah saya mendapat dua cerita tentang TKW dari sudut pandang pemerintah dan dari si pelaku, TKW itu sendiri.

Istri Duta Besar bercerita bahwa beliau banyak berbagi pengalaman tentang kondisi TKI/TKW yang ada di  negara-negara kawasan Arab.  Tidak banyak kisah sukses TKI/TKW yang diceritakan.  Cerita pedih TKW yang disiksa majikan seperti badannya ditempel setrika panas karena kurang licin menyetrika, disiram air panas, tidak dikasih tempat tidur, makannya susah, gaji tidak dibayar, pelecehan seksual, dsb. Tapi yang aneh, tetap saja banyak TKW yang datang. Faktor utama, selain tentu saja masalah ekonomi tetapi juga fakta bahwa pengiriman TKW telah menjadi bisnis yang menggiurkan bagi segelintir orang, baik di Indonesia maupun di negara tujuan.  Bayangkan saja, untuk mendaftar menjadi TKI diperlukan biaya pendaftaraan ke agen sekitar Rp 2-3 juta, terus ketika di negara tujuan majikan harus menebus sekitar Rp 15 juta.  Benar-benar bisnis yang menggiurkan.  Padahal ketika si TKW mengalami masalah, hampir tidak ada agen yag bertanggung jawab penuh.

Informasi dan pengalaman nyata seorang TKW diceritakan oleh ibu yang duduk di sebelah kiri.  Si ibu tersebut, yang ternyata pengetahuan baca tulisnya minim (terbukti dari sulitnya ia mengisi kartu kedatangan dan imigrasi sehingga harus saya bantu pengisiannya), menceritakan bahwa ia telah tujuh tahun bekerja di salah satu negara Timur Tengah.  Gaji yang ia terima sekitar 1 jutaan, selalu dibayar oleh majikan.  Awalnya saya berpikir, ibu ini beruntung mendapat majikan yang baik.  Tetapi ketika digali informasi lebih dalam lagi, ternyata ia mempunyai pengalaman lainnya....

Ia tinggal di keluarga besar yang jumlah totalnya 25 orang  dan hanya ia pembantu satu-satunya.  Bisa dibayangkan beratnya ia mencucu dan menyetrika pakaian serta memasak dan mengurus rumah. Rumah tersebut hanya punya 4 kamar tidur, sehingga si Ibu harus tidur di suatu tempat yang sebenarnya bukan kamar tidur.  Sering ia tidak kebagian makan, karena sekali masak untuk 25 orang, dan porsi makan mereka besar besar.  Mi instan menjadi makanan utamanya karena seringnya tidak kebagian makanan.  Omelan, terutama dari majikan perempuan sering ia dapatkan.  Pernah ia diomeli kemudian di dorong sampai terjatuh di kamar mandi. Dengan gaji hanya berkisar di angka 1 jutaan, dengan beban seperti di atas, ditambah harus jauh meninggalkan suami dan anak, sungguh merupakan kondisi yang membuat miris.  Apa yang membuat si ibu bertahan hingga tujuh tahun? Ya, kondisi ekonomi  dan minimnya kesempatan kerja di Indonesia lah yang membuat ia harus kembali lagi bekerja meskipun sebenarnya ingin sekali bekerja di Indonesia.

Kalau sudah begini, kapan waktu baginya untuk mendidik anak? bagaimana ia dapat mengurusi suami? bagaimana ia menjalankan fungsinya sebagai seorang Ibu? padahal posisi Ibu sangat vital dalam keluarga. Meskipun hal terrsebut mungkin terlintas dalam pikirannya tetapi kondisi lah yang memaksa ia harus mengabaikannya.  Siapa yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini?  Jadi ingat kisah Khalifah Umar Bin Khathab yang rela memanggul sendiri gandum di malam hari untuk memberi makan seorang ibu yang tidak mempunyai persediaan makanan.  Ketika "ajudannya" menawarkan diri untuk memanggul gandum tersebut, Khalifah mengatakan, apakah kamu mau memanggul dosaku di akhirat nanti? Subhanallah, adakah pemimpin saat ini yang mempunyai rasa tanggung jawab seperti Khalifah Umar?  Pemimpin seperti itu hanya ada ketika suatu negeri menerapkan syariah Islah secara kaffah dan dipimpin oleh seorang Khalifah.  Itulah janji Allah yang harus diimani setiap muslim.

Thursday, 28 October 2010

Sebulan


Kalau saja Ayu Chacha dan De’fiya sudah bisa ‘protes’, mungkin yang akan sering mereka keluhkan adalah, kemana Ummi? kenapa Ummi tidak pulang-pulang? kenapa Abi biarin Ummi pergi sendirian? dan kenapa-kenapa yang lain.  Pernah pada suatu.hari menjelang malam, ketika Abi baru pulang kerja, hujan turun sangat deras.  Ayu Chacha, dengan polosnya berkata, ‘Abi, telp Ummi ya, bilangin disini hujan gede Ummi jangan pulang dulu nanti kehujanan’. Atau De’fiya yang pernah tidak mau diajak main dan tidak mau makan sampai suhu badannya tinggi.  Ketika diberikan foto Ummi, langsung saja dipegang sambil dicium, ‘emah, emah, emah’.  Entah karena sering melihat Abi dan Ayu Chacha ngobrol di telepon, De’fiya sekarang juga senengnya angkat gagang telepon terus didekatkan ke telinga, dengan gaya dan mimik muka serius.  Persis kalau orang lagi terima telp.  Mereka memang tidak pernah ‘protes’ karena Ummi dan Abi selalu mengajarkan untuk saling mendoakan ketika berdekatan maupun ketika berjauhan. Jadikanlah mereka anak shalehah Ya Rahman.
Banyak perubahan yang telah terjadi sejak Ummi pergi ke Jepang.  Maklum, selama ini mereka tidak pernah ditinggal Ummi lama.  Ummi hanya pernah tugas luar maksimal selama dua minggu untuk training.  Selain itu mereka tidak pernah kehilangan Umminya.  Mungkin kalau ditinggal Abi, mereka sudah maklum karena memang sering sekali ditinggal.  Tapi ditinggal Umminya merupakan sesuatu yang mungkin tidak pernah mereka bayangkan.
Hari ini Ayu Chacha tepat berusia empat tahun dan juga tepat sebulan sejak Ummi berangkat sekolah ke Jepang..  Abi sudah sejak seminggu yang lalu tugas ke Bali.  Kalau saja Ayu Chacha menyadarr bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya sementara tidak ada Ummi dan Abi disampingnya, apa ya yang akan dilakukannya? Apa yang akan dikatakannya ke Ummi, Abi, De’fiya, Aju, dll? Apa dia akan mengeluh atau ‘protes’ lagi karena orang-orang terdekatnya saat ini tidak ada disampingnya?  Semoga saja tidak.  Abi dan Ummi mengajarkan untuk tidak mengistimewakan hari ulang tahun dengan cara bersenang-senang.  Bertambahnya hari, bulan, bahkan tahun menunjukkan bahwa umur kita semakin berkurang. Artinya, kita akan semikin dekat dengan kematian. Bertambahnya usia harus dijadikan sarana muhasabah apakah kita sudah mempunyai cukup bekal untuk menghadap Yang Maha Kuasa.  Bukan ditunjukkan dengan cara bersenang-senang.  Suatu saat Ayu Chacha akan memahami hal ini.
Tetapi bagaimanapun, ketiadaan Ummi dan Abi pada hari ini  pasti menyisakan kesedihan buat Ayu Chacha dan De’fiya.  Kalau mereka diminta memilih, mereka tidak membutuhkan ucapan selamat, kado dan ciuman dari siapapun.  Mereka hanya ingin Ummi dan Abi ada disampingnya. Maafin Abi ya Ayu Chacha.  Maafin Abi ya De’fiya karena udah ijinin Ummi berangkat sekolah ke Jepang.  Abi berusaha dan berdoa agar kita bisa segera menyusul Ummi ke sana, bagaimanapun kondisinya.
Ya Allah, ampunilah seluruh dosa-dosa kami, mudahkanlah seluruh urusan kami sehingga kami dapat cepat berkumpul kembali. Lindungilah Ayu Chacha, De’fiya, Ummi dan Abi.  Hanya kepada Engkau lah kami serahkan seluruh urusan kami karena kami yakin Engkau selalu memberikan yang terbaik sebagaimana yang telah Engkau berikan lepada kami selama ini.  Berikan kekuatan kepada kami untuk menjalani ini semua.  Tetapkanlah hati kami agar kami selalu condong kepada kebaikan sehingga kami dapat selalu tetap berada di jalan-Mu, dimanapun kami berada.  Bila diantara kami saling berjauhan, dekatkanlah hati dan perasaan kami sehingga kami bisa saling menguatkan.  Bila kami saling berdekatan, tumbuhkanlah selalu rasa kasih sayang karena Engkau, sehingga kami tidak pernah keluar dari koridor syariah Mu ya Allah.


Sunday, 10 October 2010

Keitai


Duh susah banget deh punya handphone di Jepang...ribet peraturannya...
Sebenernya dua hari setelah kedatangan ummi di Jepang, dah mo apply ke S***B**K...karena semua mahasiswa Indonesia di Jepang pake S***B**K, katanya gratis telepon sesama S***B**K  diseluruh Jepang dari jam 1 pagi sampe jam 9.

Seperti Indonesia, di Jepang juga ada dua tipe handphone yaitu prepaid dan postpaid. Tapi katanya prepaid di Jepang tuh mahal banget.  Oleh karena itu ummi pilih yang postpaid.

Beberapa perbedaan beli Hp di Jepang sama di Indonesia :
  1.  Kalo mo beli nomor harus dengan handphonenya.  (jadi pilihannya terbatas, yang disediakan oleh operator tersebut) 
  2. Kalo beli HP, chargernya dijual terpisah...kalo di Indonesia kan langsung tuh sama chargernya, gimana mau nyala kalo gak dikasih charger he... (jadi harga HP belum termasuk harga charger)
  3. Nomor disana mah gak ada artinya, karena harus beli sama keitainya... (eh di Indonesia juga nomor sekrang gak ada artinya yah...kecuali untuk nomor “cantik” , “bagus”, “hoki”, dsb...).  And kita bisa nulis sendiri 4 digit terakhir nomor pilihan kita (makanya ummi bikin 4 digit terakhir nomor Jepang sama dengan 4 digit terakhir nomor HP Indonesia, he...) Ini sama kaya’nya dengan yang ditawarkan salah satu operator Indonesia E**A.
  4. Prosedurnya ribet banget, karena untuk orang asing...soalnya takut kabur tuh...he...

Beberapa tahapan yang harus dilalui (pengalaman sendiri nih, mungkin beda setiap individu yah) :

  1.  Setiap menawarkan kepada orang asing mereka akan menanyakan apa status visa tersebut dan berapa lama, karena keitai yang mereka tawarkan juga berbeda.
  2. Biasanya untuk ummi yang dua tahun yang termurah adalah 17rban yen, kalo yang mahal juga ada sih...
  3. Syaratnya adalah Alien Card (alias KTP atau surat keterangan tempat tinggal).
  4. Namun ternyata mereka juga punya keitai yang harganya lebih murah dengan syarat student ID Card, Dan National Health Insurance Card. Dan minimal harus kontrak selama 2 tahun kalo dilanggar harus bayar 10000 yen..
  5. Ummi akhirnya pilih keitai yang murah itu, harganya 3150 yen...
  6. Setelah tahapan itu beres dia nanyain tentang nomor pilihan ummi, seperti yang sudah dijelasin ummi akhirnya pilih nomor yang gampang.he...
  7. Baru ummi disuruh milih pogramnya..karena ini adalah postpaid, maka pasti ada abonemennya khan...nah abonemennya macam-macam, tang paling murah sih W**TE P**N, yaitu 980 yen.. Nah untuk family juga ada, jadi nanti kalo abi dah kesini mungkin ummi pilih yang itu, soalnya sesama family gratis.he...
  8. Setelah tanda tangan sana sini dan beberapa konformasi akhirnya selesai sudah transaksi, ummi hanya disuruh bayar untuk chargenya dulu, sedangkan keitainya nanti dibarengin dengan penggunaan per bulan.
  9. Dan untuk proses tersebut memakan waktu 1,5 jam duh cape banget deh...
Khusus untuk kasus ummi, ummi tuh ikut promosi.  Yaitu kalo ummi selain ikut W**TE P**N, ummi juga ikut mail yang basic sebesar 315 yen jadi total bayar perbulan sebelum penggunaan adalah 1303 yen he..., nah karena punya discount ticket ummi dapet potongan gak perlu bayar yang 980 yen selama 5 ulan tapi setelah bulan ketiga. Jadi bulan pertama dan kedua tetap bayar 1303 yen itu baru bulan ke-3, 4, 5, 6 dan 7 Cuma perlu 315 yen.  Menggiurkan yah...

Tapi ternyata, selain biaya itu ada juga biaya “instalment”sebesar 2835 yen. Dan itu harus dibayarkan dibulan pertama.  Jadi kata SPGnya di bulan pertama ummi harus bayar 2835 dan 431 yen, terus dibulan kedua bayar 1303, dan untuk keitainya dibayar bulan ketiga yaitu 3150 yen + 315 yen. Dan bulanbulan berikutnya sampe bulan ke-7 315 yen saja.  (semua belum termasuk biaya pemakaian yah...)
 
He... jadi ribet kan... 

Dan pesen dia lagi.ummi jangan sampe kepencet button yang ada tulisan Y!, karena itu untuk akses internet.  Bahkan mba endang bilang, nanti pas anakmu dateng juga harus hati-hati yah...karena waktu pertama kali anak-anak mba endang datang, tagihan keitai mba endang 63000 yen jadi sekitar 6 jutaan...he... mungkin karena mereka gak sengaja ke pencet button Y! Tersebut.  He...

Dah yah nulis pengalaman beli keitainya...
Mudah-mudahan tidak ada hambatan, karena menggunakannya juga masih degdegan...he...

Ummi

Cinta...(2)

Benarkah Cinta itu buta? Kisah mantan Perdana Menteri Yunani yang sudah menikahi istrinya selama 43 tahun, kemudian menceraikannya demi dapat menikahi seorang mantan pramugari pesawat kepresidenan berusia 33 tahun; atau ada pemuda gagah yang menikahi nenek-nenek renta berusia 80 tahun demi mendapatkan sesuatu, mungkin bisa mewakili pernyataan bahwa benar love is blind. Atau ada seorang kakak yang saking cintanya kepada adik kandungnya, malah bermaksud menikahinya!

Tapi, bagaimana dengan cintanya seorang Ibu yang bersedia mempertaruhkan jiwanya demi kelahiran anak yang dikandungnya? Bagaimana dengan para sahabat Rasul SAW yang rela menjadi tameng hidup Rasullullah ketika perang Uhud, hingga banyak diantara mereka yang syahid? Atau apa kesimpulan kita ketika mendengar cerita bahwa Nabi Ibrahim tega menyembelih putranya, yang telah dinantikan kelahirannya selama bertahun-tahun? Apakah ini sama dengan cintanya mantan Perdana Menteri Yunani atau pemuda gagah di atas? Atau sama dengan cintanya seorang remaja kepada lawan jenisnya, dalam wujud pacaran, yang belum diikat tali perkawinan?

Sebelum menjawabnya, marilah kita lihat apa sebenarnya arti kata Cinta. Berdasarkan KBBI dan realitas yang ada, Cinta merupakan kecenderungan dan rasa, baik rasa suka, sayang, terpikat, ingin, ridu, pengharapan, sedih, dan ingat, dari pecinta kepada yang dicintai. Cinta memang tidak dapat dilihat, hanya tanda-tanda dan penampakannyalah yang dapat disaksikan.

Lalu bagaimana Cinta yang benar? Secara umum, Cinta yang benar adalah cinta yang diberikan oleh yang mencintai kepada yang dibenarkan untuk dicintai dengan cara yang juga benar, baik internal dalam jiwanya maupun penampakkannya. Salah satu saja ada komponen yang tidak benar, maka cinta pun menjadi tidak benar. Kemudian muncul lagi pertanyaan, bagaimana kemudian tolak ukur cinta yang benar?

Bila melihat beberapa kasus di atas, setiap pelakunya (pecinta) pasti akan merasa melakukan sesuatu yang benar. Kita harus hati-hati. Sering seseorang terjebak pada khayalannya sendiri. Ia mencintai sesuatu, berjuang untuknya tetapi sebenarnya apa yang ia cintai itu adalah suatu keburukan yang dianggapnya kebenaran. Mengapa demikian? Karena manusia sering menggunakan logikanya atau bahkan nafsunya masing-masing.

Sekarang marilah kita renungi Firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah:216 ini:
“Diwajibkan atas kalian berperang sedangkan berperang itu adalah sesuatu yang kalian benci. Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal itu amat baik bagi kalian; boleh jadi pula kalian menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui”.

Jelaslah sudah bagi kita, logika manusia sama sekali tidak dapat dijadikan tolak ukur kebenaran. Baik itu logika yang dibangun secara individual, maupun dengan suara mayoritas. Contohnya, bila misalnya suara mayoritas menyetujui pergaulan bebas lalu dilaksanakan dan dibiarkan oleh negara, hukum pergaulan bebas tetaplah haram meskipun itu dilakukan oleh mayoritas orang disuatu negara karena Allah SWT sudah tegas mengharamkannya. Oleh karena itu, tolak ukur kebenaran bukanlah logika, hawa nafsu, baik individu maupun kolektif berdasarkan suara mayoritas. Tolak ukur kebenaran adalah hukum syariat. Karenanya segala bentuk cinta yang dibenarkan oleh syariat adalah benar dan sebaliknya, semua cinta yang dilarang oleh syariat adalah cinta yang terlarang.

Sebagai seorang manusia, selain mempunyai kebutuhan fisik (makan, minum, bernafas, dsb), kita juga mempunyai naluri (gharizah) yang salah satunya adanya keinginan untuk mencintai. Mencintai orangtua, istri/suami, anak, keluarga, bukan hanya boleh tetapi diperintahkan, sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa: 36
“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya kalian. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri."

Kita juga boleh mencintai harta, kendaraan, perniagaan, rumah tinggal dan kesenangan hidup, sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran: 14
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak, dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”

Tetapi harus diingat bahwa kecintaan kepada hal-hal diatas ada syaratnya yaitu harus berlandaskan cinta kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah SWT, sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah: 9
Katakanlah, ’Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kailan kuatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya’. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."

Jelaslah bahwa kecintaan kepada Allah SWT hukumnya wajib, tanpa syarat dan diatas segala-galanya. Pernyataan tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya menunjukkan hal tersebut. Demikian pula, segala hal yang diharamkan oleh Allah untuk dicintai, maka mencintainya adalah haram.

Cinta kepada suami/istri dengan sekedar memenuhi kebutuhan materialnya saja hanyalah merupakan cinta semu. Cinta hakiki akan terjadi bila kecintaan itu dilandasi pada hukum Allah dan ditujukan untuk sama-sama mendapatkan keridhaan-Nya serta masuk surga bersama-sama, istri dijadikan ladang ketaatan suami terhadap Allah SWT, begitu pula sebaliknya. Cinta yang diberikan kepada anak, apabila hanya sebatas disekolahkan, dikursuskan, dan berhasil mencapai gelar sarjana hanyalah cinta semu. Cinta ini akan berubah menjadi cinta sejati apabila pendidikan anak diarahkan hingga ia menjadi anak shalih yang taat kepada Allah SWT, mencintai-Nya, peduli kepada umatnya serta menjadi bagian dari barisan orang-orang yang senantiasa membela dan menyebarkan kebenaran Islam. Anak seperti ini akan menjadi hiasan, bukan malapetaka/fitnah.

Cinta kepada orangtua kita tunjukkan dengan selalu menyenangkan hati mereka, membantu keperluan mereka, senantiasa mendengarkan nasihat mereka dan menuruti peintah mereka. Cinta kepada anak dan istri akan kita tunjukkan dengan berupaya secara tulus melayani mereka, memnuhi kebutuhan mereka, mengarahkan mereka dan berupaya menunaikan apa yang mereka minta.

Namun, cinta kepada Allah tidak dapat disamakan cinta kepada makhluk-Nya. Cinta kepada Allah tidak ditampakkan dengan melayani-Nya, membalas segala pemberian-Nya, atau membantu-Nya, karena Allah Mahasuci dari yang demikian. Allah tidak memerlukan balasan ataupun pelayanan. Wujud kecintaan kita kepada Allah adalah menuruti tuntutan-Nya, mengikuti perintah-Nya dan menunaikan seruan-Nya. Ini berarti juga menaati Rasulullah SAW. Hakikat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya adalah taat kepada keduanya. Hal ini digambarkan dalam surat Ali Imran: 31
”Katakanlah, ’Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutlah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. ”Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. Katakanlah, ’Taatilah Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.

Dengan demikian kita bisa melihat bagaimana penampakan cinta yang ditunjukkan oleh Mantan Perdana Menteri Yunani pada kisah di awal tulisan ini, atau seorang kakak yang ingin menikahi adiknya, atau seorang remaja yang melakukan aktivitas pacaran untuk menunjukkan kecintaan kepada lawan jenisnya; sebagai wujud kecintaan yang palsu. Sebaliknya kecintaan para sahabat untuk menjaga Rasul, atau kecintaan Nabi Ibrahim untuk mengutamakan perintah Allah sehingga rela mengorbankan buah hati tercintanya, atau seorang Ibu yang ikhlas karena Allah mempertaruhkan jiwanya karena berharap kelahiran anaknya untuk kemudian mendidiknya menjadi anak shaleh/shalehah; merupakan cinta hakiki karena dilandasi oleh cinta kepada Allah SWT.

Bila menganalisa status facebook sebagaimana tulisan di awal, maka hidup yang senantiasa dipenuhi dengan cinta palsu akan menghasilkan kebahagiaan yang semu dan akan membuat kita takut akan kematian dan kesunyian. Tetapi bila hidup dipenuhi dengan kecintaan kepada Allah, Rasul dan dari berjihad dijalan-Nya, kebahagiaan pasti akan kita dapatkan dan tidak ada rasa takut akan kematian dan kesunyian.
Wallahu alam bi ash shawab.

Sunday, 3 October 2010

SAKAMOTO KAIKAN

Sakamoto kaikan adalah tempat ummi tinggal sekarang.

Kaikan tempat ummi tinggal terdiri dari 5 lantai, tapi hanya empat lantai yang diisi. Dari keempat lantai tersebut hanya lantai 2 terdiri dari 15 kamar, lantai 3 terdiri dari 17 kamar dan lantai 4 hanya 7 kamar, dimana sisa kamar yang lain dan lantai 5 tidak boleh dimasuki oleh penghuni kaikan. Lantai 1 ummi tidak tahu berapa kamar, mungkin lantai satu adalah kamar untuk yang bawa family.  Pintu keluar lantai 2 sampai lantai 5 terpisah dari lantai 1.  Oh iya kamar ummi di lantai dua, kamar 215.

Wah perjalanan ke kaikan dari jalan raya, tidak hanya jauh tapi juga bikin cape.  soalnya jalanannya sangat menanjak sekali... Foto ini umi ambil setelah ummi hampir sampai ke kaikan, tapi kalo mau ke kaikan masih harus menanjak lagi.  Cape juga khan...he...
Ummi belum sempet menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk jalan kakinya saja, belum naik denshanya.


Nah kalo foto yang ini adalah foto kaikan tampak depan, pintunya kan ada dua yang sebelah kiri, untuk ke lantai 1, sedangkan yang satu lagi untuk ke lantai 2, 3, 4 dan 5.







Ummi bikin video tentang suasana di kamar ummi dan dapur...he....
liat aja yah... gimana nyaman gak...


Kalo yang ini video di kamar ummi, berantakan yah...




Kalo yang ini di dapur, baru aja ummi ambil




Jadi itu deh kaikan ummi...
Nanti apato kita kaya gimana yah...
Doain aja semoga dapet apato yang nyaman juga....

Her Name is Yuki

Namanya Yuki...
Ummi memanggilnya Yuki-san...
Yuki-san membantu ummi selama seminggu penyesuaian dengan Nagasaki...
Pada hari kedatangan, dia yang menjemput dan menemani ummi.  Ummi diantar ke lab berkenalan dengan teman-teman satu lab... banyak orang Jepangnya cuma ada dua mahasiswa asing, yaitu Almousa-san dari Jordan dan Oraby-san dari Mesir.
Semua orang sangat antusias ketemu ummi, ada Mihon san, Mana-san, Miki-san Chi-san, dan banyak lagi... (soalnya agak susah mengucapkannya nama Jepang, mirip satu sama lain)

Dari Almousa-san dan Oraby-san, ummi tahu mereka muslim dan ada "perkumpulan mahasiswa muslim" di Nagasaki, mereka juga kenal dengan Mba Endang sekeluarga, malah apatonya Almousa-san dekat dengan apatonya Mba Endang.  Mereka berdua juga banyak membantu ummi loh nanti ummi cerita yah.

Yuki-san membantu semua keperluan ummi selama di Jepang, prosedur apa saja yang harus dijalani.  Yuki-san dengan setianya mengantar ummi ke  International Exhange Plaza, disinilah diterangkan beberapa prosedur yang harus diikuti oleh mahasiswa asing di Jepang.

Di International Exchange Plaza, ummi bertemu dengan Akashi-san (wah jadi inget belum kasih souvenir (besok ah bawanya) yang menerangkan satu persatu dengan detail tentang prosedur administrasi di Jepang.  Dia pinter bahasa Inggris loh jad ummi gak kesulitan menerima penjelasannya.  Kalau Yuki-san memang masih agak terbata-bata jadi kadang suka salah menafsirkan...yah itu jadi pemacu ummi untuk bisa bahasa Jepang.

Keterangan yang diberikan oleh Akashi-san adalah seperti ini :

1.    Ummi diminta memberikan boarding pas dan tiket serta pasport.  Pasportnya difotokopi untuk keperluan administrasi, terus dia menjelaskan bahwa beasiswa ummi akan dibayarkan tanggal 29 Oktober dengan syarat ummi mendatangani dokumen sebelum tanggal 10 oktober.  dan ini berlaku setiap bulannya, yang waktunya juga telah ditentukan... jadi jangan sampai miss.   kalo sampai miss maka beasiswa akan dibayarkan terlambat satu bulan.  dan kalo gak tanda tangan maka tidak akan dibayarkan... wah... ribet juga yah...
     Tapi kata Akashi-san ini gunanya agar mahasiswa asing khususnya penerima monbukagakusho di Nagasaki, itu gak hilang jejaknya... he...
       Dia juga menerangkan bahwa ummi bisa ikut Japanese course, dengan test penempatan tanggal 1 or tanggal 4 Oct, waktu lesnya juga bisa milih, tapi tergantung kelasnya juga dan kesediaan waktu ummi... so ummi harus lihat jadwal kuliah dan bilang sensei dulu...
2.    Ummi diminta untuk pergi ke city hall untuk melaporkan kedatangan ummi ke Jepang, alias bikin KTP Nagasaki, mereka menyebutnya alien card, mmm serem yah... kaya alien dari luar angkasa aja. Ini berlaku untuk orang yang tinggal di Jepang lebih dari 90 hari
3.    Mengurus National Health Insurance (di City Hall), sama seperti alien card ini diwajibkan bagi setiap orang yang tinggal di Jepang lebih dari 90 hari.  Ini gunanya kalau kita sakit, maka pemerintah akan membayar biaya hospital sampai 70 % kita cukup bayar 30 % aja. Tapi ada notenya, meskipun ummi datang tagl 27 Sep, tetap saja harus bayar premi yang bulan September, jadi kalau ummi gak mau bayar, dia menyarankan untuk daftar health insurancenya setelah bulan oktober aja.
4.   Mengurus National Pension juga di City Hall. 
5.   Buka account bank dan mobile phone
      Untuk buka account bank dan daftar mobile phone harus punya alien card, namun kita bisa minta alien certificate dulu kalo mau ngurus itu, tapi harus bayar 300 yen (jadi kaya KTP sementara gitu loh...)

Akashi-san bilang gak usah khawatir tentang prosedur ini, karena Yuki-san akan menemani ini, karena biasanya ditempat itu semua orang pakai bahasa Jepang (wah ummi jadi deg-degan nih, bisa- bisa miscommunication nih)... 

CINTA...(1)

Tidak salah bila dikatakan bahwa usia anak-anak di bawah lima tahun disebut sebagai usia emas (golden age). Mudah sekali bagi mereka menerima informasi, menyerapnya dan mengikutinya baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Hafshah, anak kami yang pertama, adalah contohnya. Tiba-tiba saja Ayu Chacha, panggilan akrabnya, diusianya yang baru menginjak 4 tahun menyanyikan syair lagu berikut: “Tak bisa, jari-jariku, terima dua cincin, dari hatimu, dari cintamu”.

Padahal bapaknya saja, yang katanya dulu suka main, dengerini dan ngikutin perkembangan musik, sampai sekarang tidak tahu itu lagunya siapa. Tapi bisa diduga kuat lagu itu artis tertentu yang didengarnya dari televisi karena dulu pengasuhnya memang sangat senang menonton acara Dahsyat, Inbox, dll, serta mengoleksi lagu-lagu baru di handphone-nya. Pengaruh tontonan televisi memang tidak main-main. Meskipun Ayu Chacha tidak mengerti makna syair lagu tersebut, tapi setelah itu dia langsung minta dibelikan cincin dua buah untuk dipakai di kedua jarinya. Wah, isyarat agar orangtuanya harus lebih perhatian lagi nih terhadap hal ini.

Pada suatu saat, seorang teman menuliskan statusnya yang cukup menarik di facebook sebagai berikut: Apa yg kita pikirkan & rasakan adalah apa yg kita dapatkan & aktualkan. Maka, ketika hidup penuh dgn cinta & bahagia maka yang kita dapatkan & aktualkan adalah cinta & kebahagiaan. Apabila yang kita pikirkan & rasakan adalah kematian & kesunyian mk yang kita dapatkan adalah kematian & kesunyian. Mk lebih baik pikirkan saja yg positif guna mendapat&aktualkan yg positif dlm hdp...

Berbeda dengan Ayu Chacha, yang menulis status pasti mengerti apa yang ditulisnya. Lalu timbul pertanyaan sebenarnya apa sih Cinta itu? Status di facebook menimbulkan pertanyaan lanjutan, Cinta kepada siapa dan bagaimana cara mengaktualkan Cinta tersebut?

Pertanyaan ini menarik untuk dijawab agar setidaknya jangan sampai nanti sebagai kami sebagai orang tua salah memberi pengertian ke anak-anak karena saat ini hampir semua nyanyian didominasi oleh Cinta. Para pencipta lagu ternama mengatakan bahwa Cinta merupakan tema yang sering menimbulkan berbagai inspirasi syair lagu.

Buku Inspiring Love karangan Muhammad Rahmat Kurnia memberikan jawaban tuntas mengenai makna Cinta dan bagaimana mengaktualisasikannya.  ikuti ceritanya di bagian berikutn ya disini.

Tuesday, 28 September 2010

Berangkat ke Nagasaki

Beberapa hari terakhir ummi di Bogor, Ummi diliputi gundah yang menjadi.  Saat terbangun setiap malam, melihat abi, chacha dan de'fiya, ummi menangis.  Begitu juga saat memandikan chacha, menatap mereka tidur di siang hari...betapa berat....
Di hari keberangkatan, ummi sedih sekali, semua mengantar ummi, abi, chacha, de'fiya, aju, bi ii dan de'mira. saat tangis chacha pecah, ummi juga menangis, sulit sekali menahan air mata, de'fiya yang tidak mengerti hanya memeandang ummi dengan pandangan bertanya.
Peluk cium kepada chacha dan de'fiya sambil ummi berdo'a.  Ya Allah, kepadaMulah ummi titipkan keluarga agar mereka selalu dalam lindunganMu, dalam penjagaanMu.
Setelah ummi check in, ummi terakhir kalinya melihat abi, chacha dan de'fiya.  Saat itu tangis chacha semakin kencang....Sedih sekali. sambil melambaikan tangan ummi jalan menuju ruang tunggu. Ummi jalan-jalan dulu untuk menghilangkan gundah di hati, sepertinya semua orang memandang aneh pada ummi.  Setelah mampu mengendalikan diri ummi masuk ke ruang tunggu.   Sepi sekali ummi rasakan.  ummi hanya terbengong dengan zikir dalam hati...
Ummi naik pesawat, banyak orang Indonesia yang ikut naik, ummi duduk di seat No. 40A dekat jendela.  di Bangku 40C dekat lorong duduk orang korea yang membantu menaikan bagasi ummi ke atas kabin.di depan ummi duduk tiga orang Indonesia, yang ternyata orang Bandung tapi berbicara dengan bahasa Inggris logat Amerika.  Ternyata mereka memang tinggal di Los Angeles, ummi mendengar pembicaraan mereka dengan orang Indonesia (Pertamina) yang akan bertugas di Korea selama seminggu.  Beberapa saat kemudian duduk di sebelah ummi orang Indonesia.  Ternyata dia tinggal di Fukuoka, bekerja sambil belajar.  Mendengar perjuangannya, sekolah malam setelah pulang bekerja, sungguh mengagumkan. Ummi pun bertekad untuk belajar dengan baik, untuk ibadah kepadaNya.  Abi berpesan, bahwa ummi harus benar-benar meniatkan belajar ke Nagasaki untuk ibadah kepadaNya, belajar sampai ke negeri orang.
Saat transit, sungguh repot sekali, ummi harus mengeluarkan laptop dari dalam tas yang sudah penuh sesak, namun ummi ingat kalo abi telah menyisipkan kantong manor.  so, beberapa barang ummi pindahkan ke kantong manor dan memudahkan laptop untuk dikeluarkan.  Makasih ya abi...
Perjalanan Incheon-Fukuoka, tidak mengalami berbagai kendala, hanya makanan saja, ummi dapet sandwich dingin dengan isi timun dan tomat beserta saus mayonaise.  Padahal ummi kan minta moslem meals bukan vegetarian meals, tapi mungkin sulit dicari di Incheon. he...
Saat itu sekitar jam 09.15 ummi sampai di Jepang, Fukuoka.  Ummi langsung mengatri di Imigrasi.  Tidak banyak kendala.  Ummi tanya security counter bis.  Basu kontaru wa nan desu ka?.  Ternyata it was very close.  Pada penjaganya ummi bilang ciket onegaishimasu, Nagasaki made via showa machi.  he... sebenernya ummi gak tau apa bahasa jepangnya lewat.  hi...akhirnya dia memberikan tiket dan bilang two.  Mungkin ummi harus mencari pemberhentian bus dua.  Bener saja saat ummi keluar di "pit stop" 2 datang bis berwarna putih. ummi tanya ke bapak penjaga di situ korewa nagasaki basu? dia tanya koko made, ummi jawab showa machi.kemudian luggage ummi diangkat ke dalam bagasi bis.
Saat berangkat bis menunjukkan waktu 9.49.  Disepanjang perjalanan, ummi hanya bisa berzikir, menahan kesedihan yang luar biasa.  akhirnya sampai juga di showa machi stasiun, ummi berfikir akan sampai di statiun besar, ternyata hanya stasiun kecil seperti tempat pemberhentian bis biasa di Jakarta.  Ummi celingak celinguk mencari orang yang menunggu, tapi tidak ada siapa-siapa.  Sebelum turun ummi sempatkan melihat jam dalam bis, 11.53.   Wah "it's lunch time"  kata ummi dalam hati.  jangan-jangan mereka baru jemput jam 13.00.  
Saat itu hujan turun.  di stasiun itu hanya ada kursi yang tidak ternaungi oleh atap.  Jadi ummi berdiri, sambil bengong. Ummi tanya orang denwa wa nan desu ka?  ummi teringat ummi punya uang receh 110 yen, dan setau ummi cukup dengan uang 10 yen bisa telepon lokal.  sekitar 100 meter dari sana ada telpon umum. Tapi ternyata ummi lupa tidak mencatat nomor telepon Prof. Nakashima and Dr. Wada.  waduh ummi bingung hanya teringat kode 095 untuk nagasaki dan 4 digit terakhir 2450 untuk prof. Naksahima dan 2451 untuk Dr. Wada.  Kemudian ummi beranikan diri untuk telepon ke 095 821 2450.  Eh ternyata salah sambung.  Ummi kembali bingung akhirnya ummi memutuskan untuk telp Mba Endang dengan menggunakan uang 100 yen.  Tapi ternyata mba Endang tidak mengangkat telp.dan uang ummi tidak kembali.
Akhirnya dengan berat hati ummi kembali ke stasiun dan menunggu.  Setelah capek menunggu, sekitar jam 13.00, ummi beranikan diri meminta orang untuk menukar uang receh untuk telepon.  Ummi punya uang 500 yen kembalian bis.  Ummi benar-benar terkesan. betapa baiknya orang ini, saat ummi tanyakan uang receh dia tidak punya.  Kemudian dia bilang chotto mate kudasai (tolong tunggu sebentar).  Dia berbalik arah sambil berlari ditengah hujan, sampai ummi tidak melihat lagi.  Ummi bertanya dalam hati, apakah tadi dia mengucapkan chotto mate kudasai atau kalimat lain, wah ummi harus benar-benar belajar listening.  Dan yang membuat ummi terkesan, orang ini (perempuan) beberapa saat kemudian kembali lagi sambil menyodorkan uang receh untuk menelepon.  Saat itulah Yuki-san datang, sambil membawa kertas yang bertuliskan " Ning Ima Arie Wardayanie welcome to Nagasaki".  Ummi benar-benar surprise, saat ummi jelaskan.  Yuki-san mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada orang tersebut.  Kemudian ummi memilih naik taksi karena saat itu hujan turun dengan lebat.....
Ternyata orang Jepang baik ya.  Nanti ummi ceritakan hari berikutnya tentang orang Jepang yang baik lagi, yang banyak membantu ummi, Yuki-san.  Jadi selain mari berbagi kita juga harus mau menolong orang tanpa pamrih, seperti cerita abi di mari berbagi, kita juga harus saling memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan. 
Ambil pelajarannya ya... untuk Ummi, abi juga Chacha dan de'fiya.

Ummi


Mari Berbagi

Artikel ini diambil dari buku luar biasa karangan Ust. MR Kurnia berjudul Inspiring Love. Di dalam salah satu bagian terdapat berbagai kisah inspiratif, salah satunya adalah hikmah bila harus berbagi.  Berikut ini artikel selengkapnya yang juga penting buat kami sebagai orang tua agar sering mengajarkan anak-anak untuk berbagi.

Hari ini aku kesal sekali, suamiku mulai lagi bagi-bagi "duit" kepada keluarga mertuaku.  Padahal aku ingat satu bulan lalu, bapak mertuaku datang meminta uang, katanya sih untuk menembok saluran air sebab musim hujan seperti ini air suka meluap ke rumah mereka.
Sejak awal menikah sebenarnya aku sudah tahu ketika suamiku menceritakan tentang ketergantungan keluarga padanya. Tadinya aku berusaha memahami, karena bagiku yang penting kebutuhan keluarga tidak terabaikan. Tapi, sejak ada Hamzah, buah cinta kami, aku merasa kebutuhan kami semakin meningkat.
"Yah... lebaran nih, Hamzah belum beli baju baru", seruku sewot.
"ya ayah tahu, tapi mama sekarang lagi butuh uang untuk biaya sekolah de' Mia", sahut suamiku.
Aku diam, dalam hati aku ngedumel ada saja alasan yang dicari-cari untuk pembenaran... percuma aku protes, suamiku pasti akan mengeluarkan dalil yang akan mendukung perbuatannya tersebut.
Kejadian lama terulang lagi, di depan suamiku, aku menasehati adik iparku agak keras.
"De' ngapain sih belu baju muslim baru, toh yang lama juga masih bagus, orang itu tidak penting bajunya, yang penting hatinya", kataku.
Mia diam saja. Kulihat suamiku mau membela, tapi langsung kupelototi.
Akhirnya untuk meredakan suasana yang semakin tidak enak ini, suamiku berujar,
"Udah deh Mia kamu pulang dulu, nanti abang pikirkan permintaanmu itu".
Wajah Mia memerah, kulihat ada tangis menggantung disana.  Kukuatkan hatiku untuk tidak terenyuh. Mia pun pulang, suamiku diam saja, rupanya ia malas berargumen dengan ku disaat puasa.
Sikapku ternyata berdampak luas. Bang Adi sejak saat itu sepertinya puasa bicara banyak dengan ku, hanya kalimat-kalimat pendek yang terlontar. Dan yang membuat hatiku bertambah gundah, ketika tiga hari menjelang lebaran, kami berkunjung ke rumah mertua karena mama kangen dengan Hamzah.  Sesampainya di sana, mama cerita kalau Mia tidak jadi ikut sanlat di sekolahnya karena baju muslimnya yang agak baikan tidak ada.  Bajunya yang lama sudah disumbangkan.  Bang Adi melirikku, ternyata Mia baik sekali, ia tidak cerita pada mama kalau ia sudah minta pada abangnya tapi aku tolak.
Malam itu kami menginap, karena hatiku diliputi rasa bersalah yang mendalam, tengah malam sekitar jam 2 malam aku bangun untuk shalat malam, memohon ampun kepada-Nya.  Ketika melewati kamar mama, kulihat pintu terbuka, iseng kuintip karena kudengar isak tangis mama.  Semakin mendekat, kudengar dalam doanya mama mengucap beberapa kali nama suamiku.
"Ya Allah berikanlah anakku, Adi, rezeki yang melimpah karena ia harus membiayai dua keluarga. Ya Allah berilah ia kesehatan, karena jika ia sakit kami masih membutuhkannya ya Allah...".
Aku menyandarkan badanku ke dinding.  Tangisku pun pecah, Ah... betapa naifnya aku.  Mestinya aku tahu, jika mereka mampu pasti mereka tidak akan meminta pada anaknya.  Lagi pula doa seorang ibu yang bersih akan diterima Allah.  Kenapa aku harus menahan, sementara Allah saja tidak menahan rezeki-Nya dari langit!

Monday, 27 September 2010

Ummi, tunggu kita ya...

Mungkin beginilah perasaan anak-anak bila tahu akan ditinggal ibunya selama dua tahun.....
Akhirnya datang juga.  Ummi berangkat tanggal 26 September 2010 menggunakan pesawat Korean Air pukul 22.05.  Meskipun sudah dipersiapkan sejak lama, tetap saja, pisah sama ummi menyisakan kesedihan luar biasa.  Sepanjang jalan Chacha maunya nempel terus sama Ummi.  Waktu Abi dorong troli bawa tas dan koper Ummi, Chacha maunya naik di troli.  Benar saja, ketika tiba saatnya Ummi mau masuk untuk check in, Chacha menolak turun dari troli.  Tangis Chacha pecah.  Seperti biasa, kencang banget. Ummi, Ummi, Ummi.  Chacha gak mau ditinggal Ummi.  Bagaimanapun berusaha dibujuk, Chacha tidak mau berhenti menangis. bahkan sampai di perjalanan pulang.  Chacha bisa diam di perjalanan karena sudah lelah dan tertidur. Lain lagi dengan De'fiya. Dia masih belum mengerti bahwa Ummi akan pergi lama. Dia baru terlihat sedih setelah mendengar suara Ummi dari headphone ketika Abi telp Ummi pakai YM.
Bagaimana dengan Abi? Mungkin semua orang tidak melihat raut kesedihan di wajah Abi.  Tetapi sesungguhnya Abi juga merasakan kesedihan yang luar biasa. Hanya kepada Allah sajalah Abi mengadukan semua kesedihan ini. Ya Allah, mudahkanlah dan lancarkanlah urusan kami.  Kami tidak tahu, apakah yang kami putuskan ini merupakan yang terbaik bagi kami tetapi kami memohon Ya Rabb agar apa yang kami jalani ini bernilai ibadah di hadapan-Mu dan hasilnya memang meruapakan yang terbaik bagi kami. Ya Allah, Zat Yang Maha Pelindung, lindungilah Ummi selama mengarungi kehidupan di negeri orang dan jauh dari Abi. Sungguh Ya Allah, Engkaulah sebaik-baiknya penjaga. Berilah selalu petunjuk kepada Ummi agar selalu berada di jalan-Mu. Limpahkanlah karunia dan hidayah-Mu.  Ya Allah, lindungilah Hafshah. Mudahkanlah ia dalam menjalani usia emasnya tanpa Ummi sementara ini disampingnya. Kuatkan dan tabahkanlah hatinya Ya Rahman. Ya Allah, lindungilah Shafiyyah.  Di usianya yang belum genap dua tahun, ia sudah harus lepas sementara dari Umminya. Kuatkan dan tabahkanlah hatinya Ya Rahim. Ya Allah lindugilah Abi. Berilah kemampuan untuk menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka. Ya Rabb, semoga ini akan menghantarkan kami kepada ridha-Mu.  Ya Allah mudahkanlah dan lancarkanlah urusan kami agar Abi, Hafshah dan Shafiyyah dapat segera menyusul Ummi sehingga kami dapat berkumpul kembali.  Ya Allah, semoga apa yang kami lakukan ini akan semakin mendekatkan diri kami kepada Mu.

Ummi, tunggu Abi, Chacha, De'fiya ya... Insya Allah, ini tidak akan lama. Doakan kita selalu ya di setiap shalat malam Ummi...

Sunday, 19 September 2010

Coretan pertama ummi

7 hari lagi....

Sebentar lagi ummi harus meninggalkan rumah tercinta, harus ninggalin abi, dua bidadari sholehah (chacha dan de'fiya) untuk menuntut ilmu lagi di negeri matahari.
Persiapan keberangkatan masih belum beres. Secara administrasi ada beberapa hal yang perlu dicermat: visa dan paspor belum ditangan dan status kenaikan pangkat belum dibicarakan sampai finish meskipun surat tugas belajar sudah ditangan. Pekerjaan di kantor, masih ada yang pending: masih merasa bersalah meninggalkan penelitian DIPA dan penelitian insentif, Konsep RSNI belum selesai, Konsep laporan shelf life juga belum selesai, konsep buku belum presentasi. wah....sempat ga ya semua dilakukan dalam waktu yang semakin sempit. Secara mental, wah jangan ditanya: packing belum dilakukan. tas masih kurang, perlengkapan yang harus dibawa masih kurang. Ada keengganan di dalam hati, namun sudah tidak bisa mundur lagi.  Semua harus dijalani.

Ya Allah, Jika ini adalah yang terbaik, permudahlah kami menghadapinya.  Kuatkanlah ummi dalam menjalani hari ke depan. Berikanlah kekuatan pada abi untuk sementara menjalani peran ganda sebagai ayah dan ibu bagi dua anak sholehah kami. Pelihara dan lindungi kedua anak kami. Berikanlah kekuatan pada keempat orangtua kami menjaga abi, chacha dan de'fiya terutama mama yang bersedia menemani mereka.

Ya Allah, permudahlah kami sekeluarga untuk berkumpul lagi secepatnya di negeri matahari terbit. Amin.

Ummi


Ummi

Pengalaman pertama yang menggoda

Pada suatu kesempatan buka puasa persama di kantor tahun 2009, untuk mengisi acara sebelum berbuka puasa Bapak Kepala mengajak audiens berdiskusi makna lailatul qadar, dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk didiskusikan seperti mengapa Allah SWT tidak memberitahu kepada kita waktu pasti lailatul qadar, apa ciri-ciri orang yang telah mendapatkan lailatul qadar, dsb.

Setelah ada beberapa orang yang ikut menjawab, saya mencoba ikut menjawab bahwa bila kita cermati ada beberapa hal yang dirahasiakan oleh Allah, tidak hanya lailatul qadar. Misalnya kematian. Kita harus meyakini bahwa apapun yang ditetapkan oleh Allah, pasti mengandung kebaikan buat manusia dan pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya.  Allah tidak memberitahu kapan kita meninggal sehingga kita bisa sangat serius mempersiapkan kematian dan beribadah dengan khusuk, seolah-olah besok kematian akan menjemput kita.  Begitu pun, Allah tidak memberitahu dengan pasti kapan lailatul qadar, tetapi dengan memberi isyarat bahwa kemungkinan besar akan jatuh di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan khususnya di malam ganjil, agar kita serius beribadah tidak hanya disepuluh malam terakhir tetapi sejak awal ramadhan.  Pemberian award/penghargaan, akan diberikan kepada peserta yang mempersiapkan diri sejak awal dan dengan sebaik-baiknya.

Rasulullah SAW merupakan contoh terbaik bagi kita.  Beliaulah semulia-mulianya manusia, yang dijamin Allah dihapus dosa-dosanya, tetapi ibadah yang beliau lakukan sungguh luar biasa.  Bahkan semakin meningkat di bulan Ramadhan. Hal ini dicontoh oleh generasi terbaik yaitu para sahabat.  Oleh karena itu, tidak bisa seseorang lalu mengkalim mendapat lailatul qadar kemudian berhenti ibadah karena merasa telah beribadah seribu bulan.  Karena pada faktanya, Rasulullah, yang kemudian diikuti oleh para sahabat tetap melakukan ibadah. 

Setelah menyampaikan ini, kemudian Bapak Kepala mengatakan, tahun depan kamu yang akan mengisi kultum di acara buka puasa ya??? nah lho.  Lalu ada beberapa orang yang bertepuk tangan, sementara saya keringet dingin. Tapi kemudian, dengan menghibur diri, ah, tahun depan kan masih lama, nanti juga pada lupa.

Tapi ternyata hal itu tidak terjadi.  Dalam suatu kesempatan perjalanan menghadiri sidang tentang standar pangan di Jenewa bersama Bapak Kepala, saya berdiskusi tentang banyak hal selama tugas.  Selain tentu saja materi perjalanan dinas, juga mengenai agama.  Di sebuah kedai favorit beliau yang nyaman, setelah lelah mendiskusikan persiapan menghadapi acara besok, beliau setengah bertanya, bagaimana cara kita mengimani Al Qur'an padahal turunya sudah berabad-abad yang lalu? kemudian terjadilah diskusi yang cukup hangat.

Lalu menjelang bulan suci Ramadhan tahun 2010, tiba-tiba saja beberapa orang di kantor sudah mengingatkan bahwa nanti saya yang akan mengisi kultum.  Dan benar saja, tiba-tiba Bapak Kepala memanggil saya bahwa minggu depan akan diadakan acara buka puasa dan sesuai dengan tantangan tahun lalu saya yang harus mengisi kultum. Temanya sudah ditentukan beliau.  Apa itu? tentang Iman kepada Al Quran, sebagaimana yang pernah didiskusikan ketika di Jenewa.  Mulailah hari-hari deg-degan. karena saya belum pernah memberikan kultum di forum besar sebelumnya.

Apalagi kemudian dari bagian acara menyampaikan bahwa waktu memberikan kultum mulai dari jam 17.00 WIB hingga menjelang buka.  Artinya, bukan kuliah tujuh menit atau tujuh belas menit, tapi bisa tujuh puluh menit !!  Hari-hari berikutnya, yang terjadi adalah semakin deg-degan. Tujuh menit saja bingung, apalagi tujuh puluh menit, dengan materi yang sudah ditentukan. Tapi semua harus dilakukan, tidak boleh mundur.  Seperti yang diucapkan Dumbledore kepada Harry Potter, you have to face what you can not avoid. Dengan niat bahwa ini semua bagian dari ibadah, dimulailah melakukan persiapan materi, bertanya kepada sahabat-sahabat yang lebih luas pemahaman agamanya.  Dari merekalah persiapan mental, materi, dsb bisa dilakukan dengan baik.

Memberikan kultum adalah bagian dari dakwah, yang merupakan tugas mulia.  Dakwah adalah pekerjaannya para nabi, yang harus dicontoh oleh seluruh umat manusia.  Dengan berdakwah menyeru kepada kebaikan (Al khair, yaitu Islam) dan mencegah dari yang mungkar, berarti kita telah melaksanakan salah satu kewajiban dari Allah.  Ini seharusnya bisa menjadi awal bagi untuk semakin semangat belajar untuk aktif berdakwah.  Kalau masalah deg-degan, itu sih manusiawi.